Palembang, Hariansriwijaya.com – Setelah sempat terhenti, Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II) Palembang resmi kembali membuka layanan penerbangan internasional. Pembukaan ini ditandai dengan mendaratnya pesawat dari Kuala Lumpur, Malaysia, pada Jumat (18/7/2025), yang menjadi awal baru konektivitas lintas negara di Sumatera Selatan.
Status internasional dipulihkan setelah sempat dicabut. Penerbangan internasional di SMB II sebelumnya dihentikan berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 2024. Namun, status tersebut kembali berlaku setelah diterbitkannya Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 26 Tahun 2025 pada April lalu.
Karantina tingkatkan pengawasan komoditas lintas negara
Mengiringi kembalinya aktivitas penerbangan internasional, Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sumatera Selatan, di bawah Badan Karantina Indonesia (Barantin), mengambil langkah strategis dengan memperketat pengawasan biosekuriti. Langkah ini diambil untuk mencegah potensi masuknya hama dan penyakit berbahaya yang dapat mengancam kelestarian sumber daya hayati lokal.
“Bandara bukan hanya gerbang keluar masuk orang, tetapi juga jalur utama perlintasan komoditas. Kami hadir untuk memastikan lalu lintas barang tetap sehat dan aman demi keberlanjutan sektor pertanian dan perikanan,” ujar Kepala Karantina Sumsel, Sri Endah Ekandari kepada Hariansriwijaya.com, Senin (21/7/2025).
Sri Endah menambahkan, pihaknya telah menjalin kerja sama erat dengan otoritas keamanan bandara (Avsec SMB II) melalui berbagai pelatihan teknis. Kolaborasi ini bertujuan memperkuat pemahaman terhadap kewajiban pemeriksaan komoditas serta penerapan ketentuan karantina di lapangan.
Menurut data Karantina Sumsel, sejumlah komoditas yang sering melintasi jalur internasional SMB II mencakup ikan betutu, sarang burung walet, dan beras. Komoditas ini didominasi oleh arus perdagangan dari dan ke Malaysia, salah satu mitra dagang utama Sumatera Selatan.
Barantin: Konektivitas internasional harus diimbangi pengawasan ketat
Kepala Biro Hukum dan Humas Barantin, Hudiansyah Is Nursal, yang turut hadir dalam penerbangan internasional perdana itu, mengingatkan bahwa di balik peluang ekonomi global, terdapat pula risiko terhadap keamanan hayati.
“Konektivitas internasional memang membuka pasar baru, tetapi kita tak boleh lengah. Karantina menjadi benteng pertama dalam mencegah ancaman biologis masuk ke Indonesia,” ujarnya.
Bea Cukai dan Imigrasi ikut kawal perlintasan aman
Karantina Sumsel juga menjalin sinergi bersama instansi lain seperti Bea Cukai dan Imigrasi (CIQ) untuk memastikan setiap komoditas yang melintasi SMB II terbebas dari unsur pengganggu yang dapat merusak ekosistem pertanian maupun perikanan nasional.
Penerbangan internasional diharapkan dorong ekonomi Sumsel
Peresmian kembali penerbangan internasional di Bandara SMB II dihadiri oleh Wakil Gubernur Sumatera Selatan Cik Ujang, Konsul Jenderal Malaysia di Medan Syahril Nizam bin Abdul Malek, General Manager Bandara SMB II R. Iwan Winaya Mahdar, serta sejumlah pejabat teknis terkait.
Dibukanya kembali jalur internasional ini diharapkan menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan melalui sektor ekspor, perdagangan, dan pariwisata. Karantina Sumsel menegaskan komitmennya untuk terus menjaga jalur perlintasan internasional tetap sehat, aman, dan terlindungi dari ancaman biologis.