Empat Lawang, Hariansriwijaya.com — Dinas Pertanian Kabupaten Empat Lawang menuai kritik publik usai rincian anggaran mereka terungkap dalam dokumen Rencana Umum Pengadaan (RUP) 2025. Ratusan juta rupiah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disebut dialokasikan hanya untuk pengadaan pakaian dan patung maskot dalam rangka menyambut Pekan Daerah Kontak Tani Nelayan Andalan (PEDA KTNA).
Dari data RUP yang diakses Hariansriwijaya.com, tercatat anggaran sebesar Rp182 juta dialokasikan untuk pengadaan pakaian olahraga. Tak hanya itu, pengadaan baju batik tradisional juga menyedot anggaran hingga Rp157,5 juta. Yang paling kontroversial, adalah rencana pembangunan patung maskot PEDA KTNA yang sempat dianggarkan sebesar Rp100 juta—meski kemudian diklaim telah dibatalkan.
Kepala Dinas Pertanian Empat Lawang, Hendra Lezi, tidak memberikan penjelasan panjang lebar saat dikonfirmasi. Ia hanya menyarankan agar informasi lebih lanjut ditanyakan kepada bawahannya.
“Silakan hubungi langsung Kepala Bidang P4T, Pak Apen,” ujarnya singkat saat dihubungi, Selasa (5/8/2025).
Sementara itu, Kepala Bidang P4T, Apen, menjelaskan bahwa pengadaan pakaian tersebut diperuntukkan bagi ratusan peserta dari kontingen PEDA KTNA yang akan mewakili Kabupaten Empat Lawang.
“Untuk batik sebanyak 750 potong, dan pakaian olahraga 700 potong. Termasuk tambahan untuk beberapa pejabat daerah,” kata Apen.
Terkait anggaran patung maskot yang sempat menimbulkan tanda tanya, terutama soal kejelasan lokasi dan manfaatnya, Apen mengonfirmasi bahwa rencana tersebut telah dicoret dari program pengadaan. “Pembangunan patung maskot sudah dibatalkan. Tidak jadi dilaksanakan,” tegasnya.
Namun, penjelasan itu tak serta merta meredakan kritik dari masyarakat. Di media sosial, sejumlah warganet menyuarakan keprihatinan terhadap penggunaan dana publik yang dinilai tidak mendesak.
“Nanti patungnya dari triplek, belum sebulan sudah ambruk,” sindir seorang pengguna Facebook dalam kolom komentar.
Warga berharap anggaran daerah dapat dialihkan untuk kebutuhan yang lebih menyentuh kepentingan masyarakat luas, seperti perbaikan infrastruktur dan penataan kota.
Dina, warga Kelurahan Tebing Tinggi, menyarankan agar Pemkab lebih fokus memperindah wajah kota dan memperbaiki jalan-jalan yang rusak menjelang gelaran PEDA KTNA.
“Lebih baik pasang lampu hias di pusat kota dan perbaiki jalan yang rusak. Apalagi nanti banyak tamu dari luar daerah datang ke sini,” ungkapnya.
Sorotan terhadap alokasi anggaran ini menjadi pengingat penting bagi pemerintah daerah untuk lebih bijak dalam menetapkan prioritas belanja publik, terutama ketika menyangkut kegiatan seremonial.