Otomotif, Hariansriwijaya.com – Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya energi ramah lingkungan, banyak orang mulai mempertimbangkan penggunaan mobil listrik sebagai alternatif kendaraan berbahan bakar minyak (BBM). Salah satu faktor utama yang menjadi pertimbangan adalah perbandingan antara biaya charge mobil listrik dan biaya penggunaan BBM konvensional. Apakah benar bahwa mobil listrik lebih hemat dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penting untuk memahami beberapa aspek yang mempengaruhi biaya penggunaan masing-masing jenis kendaraan. Mulai dari harga listrik per kWh, konsumsi energi mobil listrik, harga BBM per liter, serta efisiensi mesin kendaraan.
5 Perbandingan Biaya Charge Mobil Listrik vs Biaya BBM Konvensional
Sebelum masuk ke perhitungan, perlu dipahami bahwa biaya operasional kendaraan tidak hanya bergantung pada harga bahan bakar atau listrik, tetapi juga pada efisiensi penggunaan energi dan kebiasaan berkendara. Berikut lima perbandingan utama antara biaya charge mobil listrik dan biaya BBM konvensional:
1. Harga Energi
Secara umum, harga listrik per kWh lebih murah dibandingkan harga BBM per liter. Misalnya, tarif listrik rumah tangga rata-rata sekitar Rp 1.400 – Rp 1.600 per kWh, sedangkan harga BBM subsidi seperti Pertalite sekitar Rp 10.000 per liter dan Pertamax lebih dari Rp 13.000 per liter.
Dalam penggunaan sehari-hari, mobil listrik seperti Wuling Air ev memiliki konsumsi sekitar 10-12 kWh per 100 km yang berarti biaya per kilometernya berkisar antara Rp 140 – Rp 160.
Sebaliknya, mobil berbahan bakar bensin dengan konsumsi 1 liter per 12 km akan memerlukan sekitar 8,3 liter untuk jarak 100 km yang berarti biaya bahan bakarnya bisa mencapai Rp 83.000 untuk BBM bersubsidi dan lebih dari Rp 100.000 untuk BBM non-subsidi.
2. Efisiensi Energi
Mobil listrik memiliki efisiensi energi yang lebih baik dibandingkan kendaraan konvensional. Mesin listrik mengubah sekitar 80-90% energi menjadi tenaga gerak, sedangkan mesin pembakaran internal hanya sekitar 20-30%.
Efisiensi ini membuat mobil listrik lebih hemat dalam penggunaan energi. Jika diperhatikan dengan jumlah energi yang sama, kendaraan listrik dapat menempuh jarak lebih jauh dibandingkan kendaraan berbahan bakar minyak.
3. Biaya Perawatan Kendaraan
Mobil listrik memiliki lebih sedikit komponen yang bergerak dibandingkan kendaraan berbahan bakar minyak. Hal ini mengurangi kebutuhan perawatan rutin seperti penggantian oli mesin, filter udara, atau komponen lainnya.
Sebaliknya, kendaraan BBM memerlukan perawatan berkala yang lebih sering dan biaya yang lebih tinggi, seperti penggantian oli setiap 5.000 km serta servis mesin dan sistem pembakaran yang memakan biaya tambahan.
4. Infrastruktur dan Ketersediaan Stasiun Pengisian
Salah satu tantangan utama mobil listrik adalah ketersediaan stasiun pengisian daya. Meskipun kini semakin banyak SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum), jumlahnya masih kalah jauh dibandingkan SPBU.
Di sisi lain, pengisian BBM dapat dilakukan dengan mudah di hampir setiap kota. Namun, dengan semakin banyaknya perusahaan yang berinvestasi dalam infrastruktur kendaraan listrik, tantangan ini akan semakin berkurang dalam beberapa tahun ke depan.
5. Insentif Pemerintah
Pemerintah Indonesia memberikan berbagai insentif bagi pemilik kendaraan listrik, seperti potongan pajak, subsidi, dan insentif pembelian. Hal ini membuat kepemilikan mobil listrik menjadi lebih menarik dibandingkan kendaraan berbahan bakar minyak. Sementara itu, kendaraan BBM tidak mendapatkan insentif serupa dan bahkan cenderung dikenakan pajak yang lebih tinggi dalam rangka mengurangi emisi karbon.
Jadi, Mana yang Lebih Hemat?
Jika melihat dari aspek harga energi, efisiensi, dan biaya perawatan, mobil listrik jelas lebih hemat dibandingkan kendaraan berbahan bakar minyak. Biaya pengisian daya per kilometer jauh lebih rendah dibandingkan harga BBM dan mobil listrik juga membutuhkan lebih sedikit perawatan.
Namun, faktor infrastruktur dan harga awal kendaraan masih menjadi pertimbangan bagi banyak orang. Meskipun begitu, dengan semakin berkembangnya teknologi dan dukungan pemerintah, penggunaan mobil listrik diperkirakan akan semakin ekonomis di masa depan.
Rekomendasi Mobil Listrik dari Wuling
Setelah mengetahui perbandingan antara biaya charger dan pembelian BBM, Anda tampaknya tak perlu ragu lagi untuk segera memiliki mobil listrik. Nah, salah satu pilihan terbaik untuk mobil listrik di Indonesia adalah Wuling Air ev. Mobil ini hadir dengan desain compact dan fitur modern yang cocok untuk mobilitas perkotaan. Memiliki dimensi yang ringkas membuat Wuling Air ev sangat mudah dikendarai di jalanan kota yang padat serta memiliki teknologi yang ramah lingkungan.
Mobil ini tersedia dalam beberapa varian dengan jarak tempuh yang bervariasi. Model New Air ev Pro mampu menempuh hingga 300 km dalam sekali pengisian, sementara varian New Air ev Lite hadir dengan pilihan jarak tempuh 200 km dan 300 km. Beragamnya pilih ini menjadikan Wuling Air ev sebagai pilihan yang fleksibel sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Selain itu, biaya operasionalnya juga sangat rendah dibandingkan kendaraan berbahan bakar minyak. Bersama konsumsi listrik yang efisien dan kemudahan pengisian daya di rumah maupun SPKLU, Wuling Air ev menjadi solusi hemat dan ramah lingkungan bagi masyarakat Indonesia.
Mobil listrik memiliki banyak keunggulan dalam hal efisiensi energi, biaya pengisian daya, serta perawatan yang lebih murah dibandingkan kendaraan berbahan bakar minyak. Meskipun infrastruktur pengisian daya masih berkembang, mobil listrik tetap menjadi pilihan yang lebih hemat dalam jangka panjang.
Bagi siapa saja yang ingin beralih ke mobil listrik, Wuling Air ev bisa menjadi pilihan terbaik. Hadri dengan harga yang terjangkau serta jarak tempuh yang cukup untuk penggunaan harian, Wuling Air ev menawarkan pengalaman berkendara yang nyaman dan ekonomis. Saatnya beralih ke kendaraan listrik dan nikmati keuntungan lebih besar dengan Wuling Air ev!