Indralaya.com, Hariansriwijaya.com – Tragedi memilukan menimpa Ahmad Nizam Alfahri, seorang bocah berusia 6 tahun di Pontianak, Kalimantan Barat, yang tewas setelah dianiaya oleh ibu tirinya. Kejadian tragis ini telah mengguncang perasaan banyak orang, terutama keluarga dan kerabat korban.
Jenazah Nizam akan dibawa pulang ke kampung halaman ayahnya di Ogan Ilir, Sumatera Selatan, untuk dimakamkan. Rencana pemakaman ini menjadi momen penuh duka bagi keluarga besar di Desa Seri Bandung, Kecamatan Tanjung Batu, Ogan Ilir, tempat ayah Nizam berasal.
Menurut informasi yang dihimpun, ayah korban, Ican, dan ibu tirinya yang berinisial IF, sama-sama berasal dari Desa Seri Bandung. Mereka memutuskan untuk merantau ke Pontianak beberapa waktu lalu. Namun, di tanah rantau itulah malapetaka menimpa keluarga kecil ini, saat Nizam, yang baru saja dikhitan di Palembang, harus meregang nyawa di tangan ibu tirinya.
Kematian Nizam tidak hanya meninggalkan luka mendalam bagi keluarganya, tetapi juga menimbulkan kemarahan dan kesedihan di kalangan warga Desa Seri Bandung yang mengenal keluarga ini. Banyak yang tidak menyangka bahwa IF, ibu tiri yang seharusnya merawat dan melindungi Nizam, justru tega menganiaya bocah malang tersebut hingga meninggal dunia.
Peristiwa tragis ini mengundang perhatian dari berbagai pihak, termasuk pemerintah setempat dan masyarakat yang mengecam keras tindakan kekerasan terhadap anak. Kasus penganiayaan yang berujung pada kematian ini menambah panjang daftar kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi di Indonesia, dan memunculkan kembali urgensi perlindungan anak di tengah masyarakat.
Jenazah Nizam akan segera dipulangkan dari Pontianak ke Ogan Ilir untuk dikebumikan di tanah kelahiran ayahnya. Prosesi pemakaman diperkirakan akan dihadiri oleh banyak warga yang ingin memberikan penghormatan terakhir bagi korban sekaligus mendukung keluarga yang tengah berduka.
Sementara itu, pihak kepolisian telah menahan IF dan memulai proses penyidikan terkait tindakan keji yang dilakukannya. IF akan menghadapi proses hukum yang serius atas perbuatannya, dan diharapkan mendapat hukuman setimpal sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Kematian Nizam menjadi peringatan keras bagi masyarakat mengenai pentingnya perlindungan terhadap anak dan mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Kasus ini juga mendorong pemerintah dan lembaga terkait untuk semakin giat dalam melakukan sosialisasi dan penegakan hukum guna melindungi hak-hak anak.
Saat ini, keluarga besar Nizam di Ogan Ilir hanya bisa berdoa dan berharap agar arwah sang bocah kecil diterima di sisi-Nya. Tragedi ini meninggalkan luka yang dalam, bukan hanya bagi keluarga korban, tetapi juga bagi masyarakat luas yang turut berduka atas hilangnya nyawa seorang anak tak berdosa.
Dapatkan update Breaking news dan Berita pilihan kami langsung di ponselmu! Akses berita Berita Sumsel dan Nasional dari Hariansriwijaya.com dengan mudah melalui WhatsApp Channel kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaeFknTFy72E92mt3P35. Pastikan aplikasi WhatsApp-mu sudah terpasang ya!