Jakarta, Hariansriwijaya.com – Harga emas mengalami penurunan tajam lebih dari 1% pada perdagangan Senin. Penurunan ini terjadi di tengah reli kenaikan pasar saham dan aksi ambil untung oleh para investor. Setelah melalui periode kenaikan yang panjang, sejumlah investor memutuskan untuk merealisasikan keuntungan mereka, mengingat ekspektasi bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (the Fed) akan memangkas suku bunga pada bulan September.
Penurunan Drastis Harga Emas
Mengutip laporan dari CNBC pada Selasa (9/7/2024), harga emas di pasar spot turun sebesar 1,5% menjadi USD 2.354,59 per ons. Pada hari Jumat sebelumnya, harga emas sempat mencapai level tertinggi sejak 22 Mei. Sementara itu, harga emas berjangka AS juga mengalami penurunan sebesar 1,5% menjadi USD 2.362,70 per ons.
“Ini terlihat seperti banyak aksi ambil untung, dan pasar ekuitas yang menguat pagi ini sedikit bersaing dengan logam mulia,” kata Bob Haberkorn, analis pasar senior di RJO Futures.
Wall Street Cetak Rekor
Indeks acuan di Amerika Serikat, seperti Nasdaq dan S&P 500, mencetak rekor tertinggi, sementara Dow Jones mencapai level tertinggi dalam lebih dari satu bulan. Bob Haberkorn menambahkan, “Namun, saya yakin Anda akan melihat harga emas lebih tinggi berdasarkan prediksi bahwa Fed akan memangkas suku bunga. Alat pemantau Fed menunjukkan bahwa pemangkasan suku bunga kemungkinan besar akan dilakukan pada bulan September, diikuti oleh pemangkasan lagi pada bulan November dan Desember, yang akan menjadi tren positif bagi emas.”
Data Ekonomi dan Prediksi Pasar
Data minggu lalu menunjukkan perlambatan di pasar tenaga kerja, yang membuat bank sentral AS tetap berada di jalur untuk segera mulai memangkas suku bunga. Pelaku pasar saat ini memperkirakan ada peluang sebesar 71% bahwa the Fed akan memangkas suku bunga pada bulan September, dengan kemungkinan pemangkasan lagi pada bulan Desember.
Investor juga akan mengalihkan fokus mereka minggu ini pada kesaksian Ketua Fed, Jerome Powell, di Kongres dalam rapat setengah tahunan. Komentar dari serangkaian pejabat Fed dan data inflasi AS yang akan dirilis pada hari Kamis juga akan menjadi perhatian utama.
Kondisi di China
Di tempat lain, bank sentral China, yang merupakan konsumen utama emas, menahan diri dari melakukan pembelian emas untuk cadangan mereka selama dua bulan berturut-turut pada bulan Juni. Hal ini menambah tekanan pada harga emas di pasar global.
Kesimpulan
Penurunan harga emas lebih dari 1% ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk aksi ambil untung oleh investor setelah reli panjang, serta penguatan pasar saham. Selain itu, ekspektasi bahwa Fed akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat turut mempengaruhi dinamika pasar. Dengan berbagai faktor ekonomi yang masih berkembang, pasar emas akan terus dipantau oleh para pelaku pasar dan investor untuk menentukan langkah investasi selanjutnya.