Palembang, Hariansriwijaya.com – Kondisi bangunan SD Negeri 87 Palembang di Jalan Banten, Kecamatan Jakabaring, semakin mengkhawatirkan. Bangunan sekolah yang rusak parah memaksa ratusan siswa belajar dalam situasi yang jauh dari standar kelayakan.
Atap yang bocor, plafon berlubang, hingga dinding yang mulai rapuh menjadi pemandangan sehari-hari di sekolah tersebut. Saat hujan turun, air menggenangi halaman dan masuk ke ruang kelas, membuat siswa dan guru harus menggeser bangku untuk menghindari tetesan air dari langit-langit.
“Setiap kali hujan, anak-anak tidak bisa fokus. Mereka sibuk menghindari air. Ini sangat mengganggu proses belajar,” keluh Halimah, salah satu wali murid siswa kelas 3, Sabtu (23/8/2025).
Ironisnya, rencana renovasi sekolah yang sempat diumumkan sebanyak dua kali justru gagal direalisasikan. Para orang tua siswa pun merasa kecewa dan mempertanyakan komitmen pemerintah.
“Sudah dua kali kami dengar sekolah ini akan direnovasi, tapi nyatanya batal terus tanpa penjelasan yang jelas. Ini bukan sekadar janji yang diingkari, tapi soal keselamatan anak-anak kami,” ujar Halimah dengan nada kecewa.
Ia juga mendesak Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, untuk turun langsung meninjau kondisi sekolah. “Kalau wali kota melihat sendiri bagaimana anak-anak belajar di sini, saya yakin beliau akan tergugah. Ini sudah darurat,” tambahnya.
Kepala SDN 87 Palembang, Paris, mengungkapkan bahwa pihak sekolah sudah berulang kali mengajukan permohonan perbaikan kepada Dinas Pendidikan Kota Palembang. Namun hingga kini, belum ada realisasi konkret.
“Kami sudah ajukan sejak lama. Tapi semua keputusan ada di tangan dinas. Saat ini, yang kami khawatirkan bukan hanya kenyamanan belajar, tapi keselamatan anak-anak,” tegas Paris kepada Hariansriwijaya.com.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang, Adrianus Amri, memastikan bahwa renovasi SDN 87 telah masuk dalam daftar anggaran tahun 2025.
“Sudah kami masukkan dalam penganggaran tahun ini. Proses perbaikannya akan dilakukan,” ujar Amri.
Ia menjelaskan bahwa tertundanya renovasi sebelumnya disebabkan oleh kendala dalam proses tender. “Saat tender berlangsung, ada sanggahan yang dinyatakan valid. Jadi prosesnya harus diulang dari awal, dan itu memakan waktu,” jelasnya.
Meski demikian, para orang tua berharap janji perbaikan tersebut tidak kembali meleset. Mereka menilai kondisi sekolah saat ini sudah tidak layak untuk kegiatan belajar mengajar dan membutuhkan perhatian segera dari pihak berwenang.