Jakarta, Hariansriwijaya.com – Pakar hubungan internasional, Faisal Karim, berpendapat bahwa jika Donald Trump kembali terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat pada Pemilu 2024, fokus kebijakan luar negeri AS kemungkinan akan beralih dari Asia Tenggara ke Asia Timur. Hal ini seiring dengan prioritas yang akan diberikan Trump terhadap isu-isu besar yang lebih langsung berkaitan dengan kepentingan domestik AS.
Menurut Faisal, jika terpilih kembali, Trump diprediksi akan lebih menekankan perhatian AS pada kawasan Asia Timur, dengan fokus utama pada persaingan ekonomi dengan China, serta hubungan dengan Taiwan. “Trump tidak akan lagi terlalu fokus pada Asia Tenggara. Dia akan mengalihkan perhatiannya pada isu-isu yang lebih besar dan lebih relevan dengan kepentingan AS, terutama dalam bidang ekonomi dan perdagangan,” kata Faisal saat dihubungi Hariansriwijaya.com di Jakarta, Rabu (6/11).
Pakar yang juga dosen di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) ini menyatakan bahwa prioritas kebijakan luar negeri Trump akan lebih banyak berkisar pada hubungan dengan negara-negara besar seperti China dan Taiwan, serta tanggapan AS terhadap situasi di Ukraina. Faisal menambahkan, Trump kemungkinan besar akan kembali mengabaikan komitmen AS terhadap masalah perubahan iklim, termasuk keluar dari Kesepakatan Paris, sebagaimana yang pernah dilakukan pada masa kepemimpinannya.
Pada 2019, Trump secara resmi menarik AS keluar dari Kesepakatan Paris mengenai mitigasi perubahan iklim. Meskipun pada 2020, Presiden Joe Biden mengembalikan AS ke dalam kesepakatan tersebut dengan mengeluarkan salah satu perintah eksekutif pertamanya, Faisal memandang langkah serupa dapat terjadi jika Trump kembali menjabat.
Trump Unggul Sementara dalam Pilpres AS 2024
Sementara itu, dalam hasil sementara Pilpres AS 2024, Donald Trump unggul atas pesaingnya Kamala Harris. Berdasarkan perhitungan cepat dari Associated Press (AP) hingga 6 November siang, Trump meraih 51,2 persen suara, sementara Harris memperoleh 47,4 persen suara.
Hingga berita ini diturunkan, Trump telah meraih 248 suara elektoral, sedangkan Harris baru memperoleh 214 suara elektoral. Untuk memenangkan pemilu, seorang calon presiden AS membutuhkan lebih dari 270 suara elektoral.
Pemilu Presiden AS dan Kongres Ke-60 yang berlangsung pada 5 November 2024 ini akan menentukan Presiden AS ke-47 dan Wakil Presiden AS ke-50. Kamala Harris, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden AS, memenangkan nominasi Partai Demokrat setelah Presiden Joe Biden mengundurkan diri dari pencalonan.
Sementara itu, Donald Trump, yang berusia 78 tahun, mencalonkan diri untuk ketiga kalinya berturut-turut dengan tujuan untuk kembali menguasai Gedung Putih.
Dapatkan update Breaking news dan Berita pilihan kami langsung di ponselmu! Akses berita Berita Sumsel dan Nasional dari Hariansriwijaya.com dengan mudah melalui WhatsApp Channel kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaeFknTFy72E92mt3P35. Pastikan aplikasi WhatsApp-mu sudah terpasang ya!