Muara Enim, Hariansriwijaya.com – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung peningkatan kesejahteraan petani karet melalui pemanfaatan teknologi digital. Kali ini, PGN memfasilitasi digitalisasi sistem panen dan distribusi hasil karet bagi petani di Desa Pagardewa, Kecamatan Lubai Ulu, Kabupaten Muara Enim.
Langkah ini diwujudkan melalui kerja sama strategis dengan startup agritech Taniyuk dan Koperasi Padetra Artomulyo sebagai mitra kelembagaan lokal yang mengoordinasikan para petani karet di wilayah tersebut.
Sekretaris Perusahaan PGN, Fajriyah Usman, menjelaskan bahwa aplikasi TaniyukApp telah diperkenalkan sebagai solusi digital pencatatan hasil panen lateks cair, yang selama ini masih dilakukan secara manual dan rentan terhadap ketidaktepatan.
“Petani kini dapat mencatat hasil panennya secara langsung melalui aplikasi, yang kemudian direkap oleh pengurus koperasi melalui perangkat digital khusus. Ini menciptakan sistem yang jauh lebih transparan dan efisien,” ujar Fajriyah dalam keterangan tertulis, Selasa (8/7/2025).
Transformasi ini sekaligus mengubah pola distribusi hasil panen, dari sebelumnya dijual ke tengkulak dalam bentuk karet beku (lump), menjadi model kemitraan berbasis digital dengan penjualan berdasarkan kandungan karet kering atau Dry Rubber Content (DRC%). Penimbangan dilakukan di koperasi, dan seluruh data transaksi dikirim secara daring ke industri pembeli (off-taker).
Petani kemudian menerima notifikasi digital yang berisi rincian volume, kualitas, dan nilai transaksi hasil panen. Dana hasil penjualan dapat dicairkan melalui layanan perbankan atau agen Laku Pandai terdekat.
Dengan sistem ini, Koperasi Padetra Artomulyo kini berfungsi sebagai stasiun lateks digital pertama di Muara Enim yang menghubungkan langsung petani dengan industri pengolahan karet, sekaligus menjadi pusat integrasi data dan kontrol mutu.
“Kami meyakini bahwa kelembagaan seperti koperasi bisa menjadi motor penggerak transformasi digital di sektor agribisnis. Petani tidak hanya menjual hasil panen, tapi juga membangun sistem yang berkeadilan dan berkelanjutan,” kata Fajriyah.
Digitalisasi ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan petani terhadap mata rantai distribusi informal yang seringkali merugikan, serta meningkatkan akurasi penghitungan hasil panen dan nilai jual secara langsung.
Inisiatif PGN ini sejalan dengan agenda pembangunan berkelanjutan yang mengedepankan pemberdayaan komunitas lokal melalui teknologi, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi desa berbasis potensi agrikultur unggulan.