Hariansriwijaya.com – Sosok pria bernama Ki Umbara (65), warga Desa Gunung Tanjung, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mendadak jadi perbincangan hangat di media sosial. Pasalnya, penampilannya dinilai sangat mirip dengan mantan Bupati Purwakarta sekaligus tokoh populer Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Kemunculan pria yang disebut-sebut sebagai “Bapak Aing KW” itu menjadi viral setelah videonya tersebar luas di berbagai platform digital. Dalam video tersebut, Ki Umbara terlihat mengenakan pakaian serba putih lengkap dengan ikat kepala khas Sunda—gaya berpakaian yang sangat identik dengan Dedi Mulyadi.
Tak hanya penampilannya yang mencuri perhatian, namun juga gestur tubuh, intonasi berbicara, hingga cara berinteraksi dengan masyarakat yang dinilai sangat menyerupai sang tokoh. Bahkan, banyak warganet yang menyangka bahwa pria tersebut adalah Dedi Mulyadi sungguhan, seperti yang dikutip dari thegringochapin.com.
Viral Berkat Penampilannya di Acara Adat
Puncak keviralan Ki Umbara terjadi saat ia menghadiri acara adat Hari Nelayan Palabuhanratu 2025. Dalam kegiatan tersebut, Ki Umbara tampil mencolok di tengah keramaian. Warga yang menyadari kemiripannya dengan KDM langsung mengerumuninya dan meminta untuk berfoto bersama.
Banyak video dan foto yang kemudian diunggah ke media sosial, lengkap dengan keterangan seperti “Bapak Aing KW hadir di Palabuhanratu” atau “Kang Dedi datang, eh ternyata bukan”. seperti yang dilansir dari laman https://www.thegringochapin.com/ Beragam komentar pun bermunculan, mulai dari yang mengapresiasi keberaniannya tampil beda hingga yang mengira ini merupakan aksi impersonator profesional.
Julukan “Bapak Aing KW” Menggema di Dunia Maya
Sebutan “Bapak Aing” memang sudah sangat melekat pada sosok Dedi Mulyadi, terutama di kalangan warga Jawa Barat. Maka tak heran jika penampilan Ki Umbara langsung dikaitkan dengan tokoh tersebut. Warganet pun ramai-ramai menjulukinya sebagai “Bapak Aing KW,” menyematkan gelar tak resmi namun penuh pengakuan terhadap kemiripannya.
Beberapa akun bahkan membandingkan foto keduanya dalam unggahan yang disertai dengan caption humoris. “Kalau yang satu bisa bikin kebijakan, yang satu bisa bikin hiburan,” tulis salah satu warganet.
Bukan Sekadar Mirip, Tapi Juga Pengagum Berat
Dalam wawancara eksklusifnya dengan media lokal, Ki Umbara mengaku bahwa penampilannya bukan sekadar kebetulan. Ia mengaku sebagai pengagum berat Dedi Mulyadi sejak lama. Baginya, KDM adalah sosok pemimpin yang karismatik, membumi, dan mencintai budaya Sunda.
“Mohon maaf kepada bapak aing, saya bukan meniru-niru karena saya sebagai fan juga mikadeudeuh mikanyaah (suka, sayang) ka bapak aing. Saya lakukan ini atas dasar dari hati,” ungkap Ki Umbara.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa gaya berpakaian ala KDM bukan semata demi pencitraan. Ia merasa lebih nyaman dan percaya diri ketika mengenakan busana tersebut dalam kesehariannya.
“Kalau saya mau keluar dan pakai pakaian yang lain sangat susah, harus ganti-ganti. Jadi saya pilih seperti ini saja. Nyaman dan punya identitas,” tambahnya.
Dari Pensiunan PNS Jadi Tokoh Lokal
Diketahui, Ki Umbara merupakan pensiunan pegawai negeri sipil yang resmi memasuki masa pensiun pada tahun 2020 lalu. Meski telah berhenti dari dunia birokrasi, aktivitas sosialnya tetap tinggi. Ia kerap hadir dalam acara-acara kemasyarakatan, mulai dari kegiatan adat hingga diskusi budaya lokal.
Menariknya, ia juga pernah terlibat dalam tim sukses salah satu kampanye politik Dedi Mulyadi pada masa lalu. Keterlibatan itu pula yang memperkuat ikatannya dengan sang tokoh, baik secara emosional maupun ideologis.
Respons Masyarakat: Antara Hiburan dan Inspirasi
Kehadiran Ki Umbara di tengah masyarakat mendapat tanggapan beragam. Sebagian besar menilai bahwa sosoknya membawa hiburan tersendiri di tengah gempuran isu-isu sosial dan politik yang berat. Tak sedikit pula yang merasa terinspirasi oleh dedikasi Ki Umbara dalam melestarikan gaya khas Sunda melalui penampilan.
Namun, ada juga segelintir komentar miring yang menyebutnya mencari sensasi. Meski demikian, Ki Umbara memilih untuk tetap tenang dan tidak menanggapi secara berlebihan.
“Saya hanya ingin menunjukkan bahwa mencintai tokoh tidak harus berlebihan, cukup dengan meneladani yang baik dan tampil dengan cara kita sendiri,” ujarnya.
Potret Fenomena Sosial di Era Digital
Fenomena viralnya Ki Umbara mencerminkan bagaimana era digital mengubah cara masyarakat mengonsumsi dan menyebarkan informasi. Sosok yang sebelumnya tak dikenal bisa saja menjadi pusat perhatian nasional hanya dalam hitungan jam.
Dalam konteks ini, Ki Umbara tidak hanya menjadi simbol kemiripan fisik, tapi juga representasi dari bagaimana publik merespons figur-figur pemimpin yang dekat dengan budaya dan masyarakat.
Penutup
Apa yang ditunjukkan Ki Umbara bukanlah sekadar soal penampilan fisik yang mirip dengan tokoh terkenal. Lebih dari itu, ia memperlihatkan bahwa kekaguman bisa diwujudkan dalam bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai yang diyakini.
Di tengah perdebatan publik terhadap berbagai kebijakan Gubernur Jawa Barat, kehadiran sosok seperti Ki Umbara seolah menjadi oase yang menyegarkan. Ia hadir bukan untuk menggantikan, namun untuk mengingatkan bahwa pemimpin sejati selalu punya tempat di hati masyarakat—entah dalam bentuk nyata, atau dalam sosok yang menghidupkan kembali semangatnya