Jakarta, Hariansriwijaya.com — Aksi demonstrasi besar-besaran yang berlangsung di sejumlah kota di Indonesia pada 28 hingga 30 Agustus 2025 menyisakan catatan tragis. Selain ratusan korban luka, tujuh orang dilaporkan meninggal dunia dalam rentetan kericuhan yang terjadi di Jakarta, Makassar, Yogyakarta, dan Solo.
Berdasarkan penelusuran Hariansriwijaya.com, beberapa korban diduga meninggal akibat kekerasan dalam bentrokan antara aparat dan massa, sementara lainnya tewas dalam situasi yang masih membutuhkan klarifikasi lebih lanjut. Berikut ini profil singkat ketujuh korban yang telah teridentifikasi:
1. Affan Kurniawan (21 tahun) – Jakarta
Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek daring, tewas setelah diduga tertabrak kendaraan taktis milik Brimob di kawasan Rusun Bendungan Hilir II, Jakarta Pusat, Kamis malam (28/8/2025). Menurut saksi, Affan terjatuh saat hendak mengambil ponselnya di tengah kerumunan, lalu terlindas saat kendaraan melaju.
Korban sempat dibawa ke RSCM dan dinyatakan meninggal pukul 19.50 WIB. Video peristiwa yang beredar luas di media sosial memperlihatkan Affan dalam kondisi berlumuran darah sebelum dilarikan ke rumah sakit.
2. Syaiful (43 tahun) – Makassar
Syaiful, pejabat Kecamatan Ujung Tanah, meninggal dunia akibat terjebak dalam kebakaran yang melanda gedung DPRD Kota Makassar pada Jumat malam (28/8/2025). Ia merupakan salah satu dari tiga korban yang tidak sempat menyelamatkan diri saat massa membakar gedung tersebut.
3. Muhammad Akbar Basri (26 tahun) – Makassar
Dikenal sebagai Abay, fotografer Humas DPRD Kota Makassar ini ditemukan tewas di lantai tiga gedung DPRD bersama dua korban lainnya. Ia diduga terperangkap saat mencoba bersembunyi dari amukan massa.
4. Sarinawati (25 tahun) – Makassar
Pegawai staf DPRD Makassar ini juga menjadi korban dalam kebakaran yang sama. Sarinawati dilaporkan sedang berada di dalam gedung ketika massa menyerbu dan membakar kantor wakil rakyat tersebut.
5. Rusdamdiansyah (21 tahun) – Makassar
Rusdamdiansyah, yang disebut bukan bagian dari peserta unjuk rasa, tewas dikeroyok massa di Jalan Urip Sumoharjo, di depan kampus UMI. Korban diduga dituduh sebagai intel aparat. Meski sempat dibawa ke rumah sakit, nyawanya tak tertolong.
6. Rheza Sendy Pratama (22 tahun) – Yogyakarta
Mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta ini ditemukan tewas setelah bentrokan di kawasan Ring Road Utara, depan Markas Polda DIY, pada Minggu pagi (31/8/2025). Keluarga korban mengungkapkan Rheza mengalami luka berat, termasuk patah tulang leher, luka di pelipis, dan memar di dada serta perut.
Polda DIY menyatakan bahwa pada malam kejadian, terjadi penyerangan terhadap markas kepolisian oleh sekitar 500 orang. Namun, hingga kini, belum ada keterangan resmi terkait penyebab kematian Rheza. Jenazahnya dimakamkan di Sleman dengan pengawalan ribuan pelayat.
7. Sumari (60 tahun) – Solo
Sumari, seorang tukang becak asal Pacitan, Jawa Timur, meninggal dunia saat kerusuhan di kawasan Pasar Gede, Solo, pada Jumat malam (29/8/2025). Ia ditemukan lemas dan sempat muntah darah sebelum dilarikan ke RSUD dr Moewardi. Dugaan sementara, Sumari mengalami serangan jantung yang diperparah oleh paparan gas air mata yang terbawa angin ke area Pasar Gede.
Kerusuhan yang terjadi selama tiga hari ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tapi juga memicu kecaman dari berbagai pihak, termasuk aktivis hak asasi manusia. Sejumlah organisasi mendesak investigasi independen atas dugaan kekerasan aparat serta pemulihan hak bagi korban dan keluarganya.
Hingga kini, aparat kepolisian masih melakukan penyelidikan terhadap rangkaian peristiwa tersebut. Pemerintah diminta untuk bersikap transparan dalam mengusut tuntas insiden yang menelan korban jiwa ini.








