Palembang, Hariansriwijaya.com – Jagat maya dihebohkan oleh beredarnya sebuah video yang memperlihatkan duel fisik antara enam remaja putri di Kota Palembang. Dalam tayangan tersebut, tiga remaja tampak terlibat perkelahian sengit dengan tiga lainnya, saling tarik rambut, bergumul di atas aspal, hingga menjadi tontonan teman-teman mereka yang justru tampak bersorak.*
Peristiwa yang terekam dalam video berdurasi sekitar satu menit itu terjadi di sekitar kawasan SD Kartika Kambang Iwak Besak, Palembang, pada Senin siang, 14 Juli 2025, sekitar pukul 13.00 WIB. Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun Instagram komunitas lokal @palembang_kucar_kacir pada Selasa (15/7), dan dalam waktu singkat langsung viral, dibagikan ulang oleh ribuan akun dan menuai beragam komentar dari warganet.
Dari rekaman yang beredar, tampak para remaja putri tersebut saling menyerang tanpa ampun. Beberapa di antaranya terlihat menjambak rambut, menjatuhkan lawan ke tanah, hingga saling bergulat di atas aspal tanpa ada satu pun pihak yang melerai. Justru, teman-teman sebayanya yang berada di sekitar lokasi terlihat menyaksikan kejadian itu dengan santai, bahkan beberapa terdengar tertawa dan merekam menggunakan ponsel.
Belum diketahui secara pasti motif di balik duel fisik yang dilakukan secara terbuka di lingkungan publik itu. Namun, banyak pihak yang mengaitkan kejadian tersebut dengan konflik pribadi di antara para pelajar yang mungkin berawal dari media sosial atau perselisihan internal di sekolah.
Menanggapi insiden tersebut, pihak kepolisian dari Polrestabes Palembang angkat bicara. Kapolsek Ilir Barat I, Kompol Roy Tambunan, saat dikonfirmasi, menyayangkan aksi kekerasan yang melibatkan pelajar, terlebih dilakukan di area yang dekat dengan fasilitas pendidikan.
“Kami sangat menyayangkan peristiwa itu, apalagi dilakukan oleh pelajar perempuan yang seharusnya menjadi contoh kedisiplinan dan etika. Saat ini kami tengah mengumpulkan informasi dan berkoordinasi dengan pihak sekolah serta orang tua para siswa yang diduga terlibat,” ujarnya.
Kompol Roy menambahkan, meskipun tidak ada laporan resmi yang masuk hingga saat ini, pihaknya tetap akan melakukan pemanggilan terhadap semua pihak yang terlibat demi klarifikasi dan pembinaan lebih lanjut. Ia juga mengimbau agar masyarakat, terutama orang tua dan pihak sekolah, turut berperan aktif dalam membina anak-anak agar tidak terjerumus ke dalam perilaku kekerasan.
“Kekerasan dalam bentuk apa pun tidak dapat dibenarkan, apalagi dilakukan di ruang publik. Kami akan mengedepankan pendekatan persuasif dan pembinaan, namun jika ada unsur pidana atau korban luka serius, tentu bisa diproses sesuai hukum,” tegasnya.
Sementara itu, Dinas Pendidikan Kota Palembang menyatakan telah menerima laporan terkait kejadian tersebut. Kepala Dinas Pendidikan, H. Ahmad Yusuf, mengatakan bahwa pihaknya akan mengusut tuntas kasus tersebut bersama pihak sekolah.
“Sekolah memiliki tanggung jawab moral dan edukatif terhadap perilaku siswa, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Kami akan meninjau ulang sistem pengawasan dan pembinaan agar kejadian serupa tidak terulang,” ujar Yusuf.
Fenomena kekerasan di kalangan remaja, khususnya pelajar, menjadi keprihatinan tersendiri di tengah maraknya penggunaan media sosial sebagai ruang ekspresi dan interaksi. Banyak kalangan menilai, konflik kecil yang biasanya bisa diselesaikan secara damai kini justru cenderung dibawa ke ranah kekerasan fisik, bahkan direkam dan disebarluaskan demi konten viral.
Psikolog remaja dari Universitas Sriwijaya, dr. Maria Sari, menekankan pentingnya pendidikan karakter sejak dini di lingkungan keluarga dan sekolah. “Remaja cenderung sedang mencari identitas dan kerap impulsif dalam bertindak. Jika tidak dibekali kontrol emosi dan nilai moral yang kuat, mereka bisa mudah terlibat konflik,” jelasnya.
Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak sekolah tempat para pelajar itu berasal. Namun, warganet dan sejumlah tokoh masyarakat mendesak agar ada tindakan tegas serta pembinaan lanjutan, demi mencegah meluasnya budaya kekerasan di kalangan pelajar.