Semarang, Hariansriwijaya.com – Kasus pembunuhan tragis yang terjadi di sebuah kamar kos di kawasan Peterongan, Semarang, mengungkapkan fakta mengejutkan. Korban, seorang wanita yang ditemukan tewas dengan 15 tusukan di tubuhnya, ternyata adalah pegawai alih daya di bagian call center salah satu bank swasta ternama. Pelaku pembunuhan tersebut tak lain adalah pacarnya sendiri, Muhammad Adhi Nugroho (30), yang bekerja sebagai sekuriti di sebuah klinik kecantikan. Adhi mengaku melakukan aksi keji itu karena dilanda rasa cemburu.
Peristiwa ini terungkap saat polisi berhasil menangkap Adhi dan membawanya ke Polrestabes Semarang untuk diperiksa lebih lanjut. Dalam pengakuannya di depan aparat kepolisian, Adhi mengungkapkan bahwa ia merasa tersulut emosi setelah mengetahui hal-hal yang memicu kecemburuannya terhadap sang kekasih.
“Saya kenal dia lewat aplikasi kencan. Kami sudah berpacaran beberapa bulan,” ungkap Adhi ketika dihadirkan dalam konferensi pers di lobi Mapolrestabes Semarang, Selasa (22/10/2024).
Menurut keterangan Adhi, ia dan korban sering kali bertemu di kosan korban yang terletak di Peterongan. Meski hubungan mereka awalnya berjalan baik, kecurigaan dan kecemburuan mulai mengganggu hubungan mereka. “Saya sering cemburu dengan teman-temannya di kantor, terutama teman laki-lakinya. Saya merasa ada yang tidak beres, meskipun dia selalu meyakinkan saya tidak ada apa-apa,” tutur Adhi.
Kronologi Kejadian
Kejadian nahas tersebut terjadi pada Senin (21/10/2024) malam. Menurut polisi, Adhi mendatangi kosan korban untuk membicarakan masalah yang selama ini mengganggu pikirannya. Awalnya, percakapan mereka berjalan normal. Namun, suasana mulai memanas ketika Adhi menuduh korban memiliki hubungan dengan rekan kerja prianya di bank tempatnya bekerja.
“Pelaku mengaku emosinya memuncak saat korban menolak memberikan penjelasan lebih lanjut tentang interaksinya dengan teman-teman kerjanya,” kata Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Niko S. Prasetyo.
Dalam situasi yang semakin tegang, Adhi yang sudah tak mampu menahan amarahnya lagi mengambil pisau yang ia bawa dari rumah. Tanpa pikir panjang, Adhi menikam korban berkali-kali. “Korban berusaha melawan, namun pelaku terus menghujaninya dengan tusukan hingga akhirnya korban tewas di tempat,” ungkap AKBP Niko.
Hasil autopsi menunjukkan bahwa korban mengalami 15 luka tusukan di berbagai bagian tubuh, termasuk di leher, dada, dan perut. Luka-luka tersebut cukup dalam dan mengakibatkan korban kehilangan banyak darah, yang menjadi penyebab kematiannya.
Upaya Melarikan Diri yang Gagal
Setelah melakukan aksinya, Adhi sempat mencoba melarikan diri. Ia kabur dari kosan korban dan meninggalkan lokasi kejadian dengan panik. Namun, pelarian Adhi tidak berlangsung lama. Pihak kepolisian yang mendapat laporan dari tetangga kosan korban, yang curiga mendengar keributan dari dalam kamar, langsung bergerak cepat untuk menangkap pelaku.
“Tim kami langsung melakukan pencarian dan berhasil menangkap pelaku hanya beberapa jam setelah kejadian. Saat itu, pelaku berusaha bersembunyi di rumah salah satu temannya,” jelas AKBP Niko.
Adhi akhirnya dibawa ke Mapolrestabes Semarang untuk diperiksa dan dimintai keterangan lebih lanjut. Dalam pengakuannya kepada polisi, Adhi menyatakan penyesalan atas tindakan yang telah ia lakukan. “Saya menyesal, saya tidak bermaksud membunuh. Saya hanya cemburu, tetapi keadaan jadi tak terkendali,” katanya dengan nada lemah.
Motif Cemburu Berujung Pembunuhan
Kasus ini menjadi salah satu contoh nyata bagaimana kecemburuan yang berlebihan bisa berujung pada tindakan kriminal yang tragis. Psikolog klinis yang dimintai pendapat, Dr. Rahma Sari, menyebut bahwa kasus seperti ini sering terjadi akibat kurangnya komunikasi yang sehat dalam hubungan.
“Cemburu adalah emosi yang normal dalam suatu hubungan, tetapi ketika tidak diatasi dengan baik, bisa berubah menjadi destruktif. Dalam kasus ini, pelaku tampaknya tidak mampu mengelola emosinya, sehingga cemburu yang seharusnya bisa diselesaikan dengan dialog justru berujung pada kekerasan,” kata Dr. Rahma.
Ia juga menekankan pentingnya bagi pasangan untuk saling percaya dan menghindari sikap posesif yang berlebihan. “Hubungan yang sehat harus dibangun di atas kepercayaan. Jika ada masalah, diskusikan dengan kepala dingin, jangan biarkan amarah menguasai.”
Proses Hukum yang Menanti Pelaku
Atas tindakannya, Muhammad Adhi Nugroho kini harus menghadapi proses hukum yang berat. Ia dijerat dengan pasal pembunuhan berencana sesuai dengan **Pasal 340 KUHP**, yang ancamannya adalah hukuman mati atau penjara seumur hidup.
Kasus ini juga menjadi peringatan bagi masyarakat bahwa tindakan kekerasan dalam bentuk apa pun tidak dapat ditoleransi, apalagi jika dilatarbelakangi oleh masalah emosional seperti cemburu. Kepolisian mengimbau agar masyarakat, terutama pasangan muda, lebih bijak dalam mengelola emosi dan mencari bantuan jika merasa ada masalah dalam hubungan.
Penghormatan Terakhir untuk Korban
Di sisi lain, rekan-rekan kerja dan keluarga korban masih terpukul oleh tragedi ini. Korban dikenal sebagai pribadi yang ceria dan bertanggung jawab dalam pekerjaannya. Rasa duka mendalam mengiringi pemakaman korban yang berlangsung sederhana di kampung halamannya. Teman-teman dekatnya berharap agar kasus ini bisa diselesaikan dengan adil dan pelaku dihukum setimpal atas perbuatannya.
Kematian korban bukan hanya menjadi tragedi bagi keluarganya, tetapi juga menjadi pelajaran penting bagi semua pihak untuk selalu menjaga komunikasi yang baik dalam hubungan, menghindari tindakan kekerasan, dan mencari solusi dengan cara yang lebih bijaksana.
Dapatkan update Breaking news dan Berita pilihan kami langsung di ponselmu! Akses berita Berita Sumsel dan Nasional dari Hariansriwijaya.com dengan mudah melalui WhatsApp Channel kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaeFknTFy72E92mt3P35. Pastikan aplikasi WhatsApp-mu sudah terpasang ya!