Prabumulih, Hariansriwijaya.com – Warga Kota Prabumulih, terutama para ibu rumah tangga, mengeluhkan melemahnya tekanan gas kota dalam beberapa hari terakhir. Gangguan ini membuat aktivitas memasak terganggu, bahkan sebagian warga menyebut api kompor mereka tidak menyala sama sekali.
Keluhan ini merebak di sejumlah kawasan permukiman padat penduduk. Menurunnya tekanan gas membuat banyak warga tidak bisa menyiapkan makanan untuk keluarga sebagaimana biasa.
“Saya sampai bingung, sudah pagi tapi kompor nggak nyala. Gasnya ngalir, tapi lemah sekali. Padahal anak-anak mau sekolah, kami belum bisa masak apa-apa,” ujar Rina, warga Kelurahan Patih Galung, saat ditemui pada Senin (5/5/2025).
Hal senada juga disampaikan oleh warga lain, yang mengaku harus mencari alternatif seperti menggunakan kompor listrik atau membeli makanan di luar. Namun, tidak semua keluarga memiliki opsi tersebut, terlebih di tengah naiknya harga kebutuhan pokok.
“Biasanya kami hemat pakai gas kota karena murah dan stabil. Tapi dua hari ini parah sekali, bahkan malam hari pun tekanannya rendah,” kata Ibu Salmah, warga lainnya.
Menanggapi keluhan yang terus berdatangan, Perusahaan Daerah Petro Prabu—operator distribusi gas kota di Prabumulih—akhirnya angkat bicara. Direktur PD Petro Prabu, M. Rizal, menjelaskan bahwa penurunan tekanan disebabkan oleh gangguan teknis pada jaringan pipa distribusi utama.
“Ada perbaikan jaringan pipa di salah satu titik utama. Ini mengakibatkan distribusi gas ke rumah tangga menjadi tidak maksimal. Kami sedang melakukan penyesuaian dan upaya perbaikan secepat mungkin,” terang Rizal dalam pernyataan resminya.
Menurutnya, tim teknis telah diterjunkan sejak awal keluhan masuk untuk memetakan titik-titik yang terdampak paling parah. Perusahaan juga tengah berkoordinasi dengan pihak terkait agar distribusi gas bisa kembali normal dalam waktu dekat.
“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Situasi ini bersifat sementara dan tidak ada kendala pada pasokan gas secara keseluruhan. Hanya saja, tekanan di jaringan memang mengalami penurunan akibat proses perawatan dan penguatan sistem distribusi,” jelas Rizal.
PD Petro Prabu juga menyarankan masyarakat untuk menggunakan gas secara bergantian di waktu-waktu tertentu, terutama di jam sibuk seperti pagi dan sore hari, guna mengurangi beban aliran gas di jaringan.
Pemerintah Kota Prabumulih pun ikut memantau perkembangan situasi ini. Dinas Perindustrian dan Energi setempat telah diminta turun langsung untuk memastikan tidak ada dampak berkepanjangan terhadap aktivitas warga.
“Sektor rumah tangga adalah pengguna utama gas kota. Jadi kami minta prioritas perbaikan difokuskan ke rumah tangga dulu, agar ibu-ibu bisa kembali memasak seperti biasa,” ujar Kepala Dinas Perindustrian, Farid Effendi.
Hingga kini, PD Petro Prabu belum memberikan tenggat waktu pasti kapan tekanan gas akan kembali normal, namun memastikan bahwa seluruh tim bekerja 24 jam untuk menyelesaikan gangguan tersebut.