Empat Lawang, Hariansriwijaya.com – Musim kemarau ekstrem kembali menelan korban. Kali ini, kebakaran hebat melanda kebun sawit seluas 20 hektare di Desa Pancurmas Unit Jaya, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan. Peristiwa memilukan itu terjadi pada Sabtu (20/7/2025) dan membuat para petani terpuruk setelah lahan sawit siap panen mereka ludes dilalap api.
Kerugian akibat kebakaran ini diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Pasalnya, seluruh tanaman sawit yang sudah memasuki masa panen musnah dalam hitungan jam, meninggalkan hanya arang dan abu di lokasi yang sebelumnya hijau produktif.
Api Melahap Cepat, Cuaca Ekstrem Jadi Pemicu Utama
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Empat Lawang, Indera Lezi, membenarkan peristiwa tersebut. Ia menyebutkan bahwa kebakaran dipicu oleh suhu panas yang ekstrem dan diperparah oleh tiupan angin kencang yang membuat api cepat menyebar.
“Api dengan cepat menjalar dari satu blok ke blok lainnya. Lahan yang luas dan kering menjadi bahan bakar sempurna bagi kebakaran,” ujar Indera saat dikonfirmasi pada Minggu (21/7/2025).
Petugas pemadam kebakaran bersama warga setempat berjuang selama beberapa jam untuk memadamkan api. Sayangnya, keterbatasan akses dan peralatan membuat sebagian besar lahan tidak bisa diselamatkan.
Warga Gigit Jari, Panen Impian Pupus dalam Sekejap
Kebun sawit yang terbakar merupakan lahan produktif milik beberapa kelompok tani. Menurut pengakuan warga, sebagian besar pohon sawit telah memasuki masa panen dan siap dipanen dalam beberapa pekan ke depan.
“Kami sudah hitung, kalau tidak terbakar, bisa dapat hasil panen ratusan juta dari setiap blok. Sekarang semua habis, tidak tersisa,” ujar Hendri (45), salah satu petani yang lahan sawitnya ikut terbakar.
Tak hanya kehilangan hasil panen, warga juga mengaku terancam gagal bayar kredit usaha tani yang mereka ambil untuk merawat kebun sawit.
Salah Satu Kebakaran Terbesar di Musim Kemarau 2025
Menurut catatan BPBD, kebakaran ini menjadi salah satu insiden lahan terbakar terbesar di wilayah Sumatera Selatan sepanjang musim kemarau tahun ini. Pihak berwenang telah menetapkan status siaga dan mulai melakukan pemantauan lebih ketat di daerah rawan kebakaran lahan dan hutan.
“Kami sudah berkoordinasi dengan TNI, Polri, dan perangkat desa untuk mengantisipasi potensi kebakaran susulan. Edukasi kepada masyarakat juga terus dilakukan, terutama larangan membakar lahan saat musim kering,” tambah Indera.
Seruan Pemerintah dan Ancaman Karhutla
Pemerintah Kabupaten Empat Lawang mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar, karena selain berisiko tinggi, tindakan itu juga dapat dikenai sanksi pidana. Saat ini, wilayah Sumsel memang sedang berada dalam kondisi rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di wilayah-wilayah yang didominasi oleh lahan perkebunan dan semak kering.
Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana alam yang terencana dan kolaboratif, khususnya menjelang puncak musim kemarau yang diperkirakan berlangsung hingga akhir Agustus.