Jakarta, Hariansriwijaya.com – Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana, mengungkapkan kekhawatiran terkait tingginya pengeluaran sebagian masyarakat untuk judi online. Menurutnya, ada kelompok masyarakat yang kini menghabiskan hampir 70 persen dari penghasilannya hanya untuk berjudi di platform daring.
Ivan menyampaikan hal ini dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11). Ia menjelaskan bahwa kelompok tersebut umumnya memiliki penghasilan bulanan yang tidak lebih dari Rp1 juta.
“Dulu, orang dengan penghasilan sekitar Rp1 juta bisa mengalokasikan sekitar Rp100.000 hingga Rp200.000 untuk judi online. Namun kini, hampir Rp900.000 dari pendapatan mereka digunakan untuk kegiatan tersebut,” ujarnya. Ivan menilai hal ini menunjukkan kecenderungan ketergantungan atau kecanduan masyarakat terhadap judi daring yang semakin mengkhawatirkan.
Angka-angka yang disampaikan Ivan merupakan bagian dari pemaparan data PPATK terkait persentase pengeluaran masyarakat untuk judi online dari tahun 2017 hingga 2023. Dalam laporan tersebut, terlihat adanya peningkatan signifikan dalam jumlah dana yang dipertaruhkan di situs-situs judi daring, meskipun penghasilan masyarakat relatif terbatas.
Selain itu, Ivan menambahkan bahwa data yang dihimpun PPATK juga menunjukkan hubungan antara nominal deposit yang dilakukan oleh para pelaku judi online dengan penghasilan mereka. Menurutnya, mayoritas transaksi judi daring berasal dari deposit dengan nominal kecil, berkisar antara Rp100.000 hingga Rp1 juta.
“Lebih dari 25 persen pelaku judi online di Indonesia melakukan deposit dalam rentang Rp10.000 hingga Rp100.000. Ini menunjukkan bahwa banyak yang terlibat dalam perjudian dengan jumlah kecil namun berkelanjutan,” kata Ivan.
Fenomena ini menjadi perhatian serius, mengingat dampaknya terhadap perekonomian masyarakat dan potensi kerugian finansial yang dapat ditimbulkan. PPATK terus melakukan pemantauan dan analisis untuk menangani isu perjudian online yang semakin marak di Indonesia.
