Palembang, Hariansriwijaya.com – Harga daging ayam potong di sejumlah pasar tradisional Kota Palembang mengalami penurunan drastis dalam beberapa hari terakhir. Penurunan ini terjadi secara merata, mulai dari tingkat peternak hingga ke pedagang eceran di pasar, membuat sebagian pelaku usaha mulai merasakan dampaknya secara ekonomi.
Berdasarkan pantauan di lapangan, khususnya di Pasar KM 5 Palembang, harga daging ayam broiler kini hanya dibanderol sebesar Rp 25.000 per kilogram. Angka ini turun cukup signifikan dibandingkan harga normal sebelumnya yang berkisar antara Rp 32.000 hingga Rp 35.000 per kilogram.
Nur, salah satu pedagang ayam potong di Pasar KM 5, membenarkan penurunan harga tersebut. Saat ditemui pada Senin (21/4/2025), ia mengaku bahwa harga mulai turun sejak akhir pekan lalu dan belum menunjukkan tanda-tanda kenaikan kembali.
“Benar, sekarang harga ayam potong turun jadi Rp 25 ribu per kilo. Penurunan sudah terasa sejak beberapa hari ini. Pembeli senang, tapi kami pedagang dan peternak malah kelimpungan,” ujar Nur saat ditemui di lapaknya.
Diduga Akibat Telat Panen dan Kelebihan Pasokan
Menurut keterangan sejumlah pelaku usaha ternak ayam, anjloknya harga ini disebabkan oleh telatnya waktu panen pada beberapa peternakan di wilayah Sumatera Selatan, khususnya di kawasan hinterland Palembang seperti Ogan Ilir, Banyuasin, dan Ogan Komering Ilir. Keterlambatan panen menyebabkan pasokan ayam usia panen menumpuk di waktu yang sama, sehingga volume di pasaran menjadi berlebih.
“Biasanya panen dilakukan bertahap, tapi karena cuaca dan masalah teknis, panen tertunda dan numpuk bersamaan. Ini yang bikin pasokan melimpah dan harga turun,” ungkap seorang peternak asal Kabupaten Ogan Ilir yang enggan disebut namanya.
Peternak Tertekan, Konsumen Diuntungkan
Kondisi ini membuat para peternak menghadapi kerugian. Harga jual ayam hidup di tingkat peternak bahkan jatuh di bawah harga pokok produksi (HPP), yang seharusnya berada di kisaran Rp 20.000 per ekor. Saat ini, harga ayam hidup hanya dihargai sekitar Rp 17.000 hingga Rp 18.000 per ekor.
“Kalau sudah begini terus, peternak kecil bisa bangkrut. Biaya pakan dan perawatan tidak sebanding dengan harga jual,” keluh seorang peternak di kawasan Kenten, Palembang.
Sementara itu, dari sisi konsumen, penurunan harga ini justru menjadi kabar gembira. Banyak warga yang memanfaatkan momentum ini untuk membeli ayam dalam jumlah lebih banyak untuk keperluan konsumsi rumah tangga hingga usaha kuliner.
“Biasanya saya beli satu kilo, sekarang bisa beli dua kilo karena murah. Buat stok di kulkas juga,” ujar Rina, ibu rumah tangga yang tengah berbelanja di Pasar KM 5.
Dinas Perdagangan Imbau Stabilitas Harga
Menanggapi kondisi ini, Dinas Perdagangan Kota Palembang mengimbau agar pelaku usaha tetap menjaga kestabilan pasokan dan tidak melakukan penjualan dengan harga di bawah standar yang dapat merugikan pihak peternak secara jangka panjang.
“Kami akan melakukan pemantauan bersama dinas terkait lainnya. Jika diperlukan, bisa saja intervensi dilakukan melalui operasi pasar atau kebijakan lain untuk menjaga harga tetap stabil,” ujar seorang pejabat dari Dinas Perdagangan yang dihubungi secara terpisah.
Hingga kini, para pelaku usaha ayam potong masih berharap harga bisa kembali normal dalam waktu dekat, terutama menjelang momen Hari Raya Idul Adha yang biasanya meningkatkan permintaan terhadap daging unggas.