Empat Lawang, Hariansriwijaya.com – Aksi kejahatan jalanan kembali terjadi di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan. Kali ini, Azuar, seorang warga Desa Tanjung Ning Simpang, Kecamatan Saling, menjadi korban begal yang berlangsung di dekat Jembatan Ayek Pinang, Desa Sapa Panjang. Kejadian itu terjadi pada Senin (2/9/2024) sekitar pukul 05.00 WIB saat Azuar tengah dalam perjalanan menuju pasar kalangan. Bersama rekannya, Azuar mengalami pengalaman mengerikan saat sekelompok begal bersenjata merampas motornya.
Putri korban, Yuli, menceritakan kronologi peristiwa tersebut. Menurutnya, sang ayah berangkat dari rumah pada pukul 03.30 WIB menuju Pasar Kalangan Senin di Desa Seleman Ulu, Kecamatan Muara Pinang. Namun, sesampainya di sekitar Jembatan Ayek Pinang pada subuh hari, Azuar dan rekannya dihadang oleh tiga orang pelaku yang membawa senjata tajam dan pistol.
“Bapak saya berangkat naik motor dari rumah sekitar pukul 03.30 WIB, mau ke pasar kalangan di Seleman. Tapi sekitar pukul 05.00 subuh, bapak dan temannya ditodong oleh tiga orang pelaku di dekat Jembatan Ayek Pinang,” ujar Yuli saat ditemui pada Jumat (6/9/2024).
Yuli menambahkan, ketiga pelaku tersebut tidak hanya mengancam, tetapi juga membawa senjata berbahaya. “Pelakunya tiga orang, ada yang bawa pedang panjang dan pistol. Saat itu bapak saya dan temannya berusaha menghindar, tapi motor mereka berhasil dirampas,” jelasnya.
Meski sempat dibacok, beruntung Azuar dan rekannya tidak mengalami luka serius karena berhasil menghindari serangan. Mereka pun langsung melarikan diri, meninggalkan kendaraan yang kemudian diambil oleh para pelaku. “Bapak dan temannya tidak terluka, tapi mereka lari menyelamatkan diri. Motornya dibawa kabur begal,” tambah Yuli.
Setelah kejadian tersebut, Azuar segera melaporkan insiden tersebut ke Polsek Muara Pinang. Selain kehilangan motor, korban juga mengalami kerugian material yang diperkirakan mencapai Rp 8,5 juta. Motor yang dirampas menjadi satu-satunya alat transportasi yang biasa digunakan Azuar untuk beraktivitas sehari-hari, termasuk berjualan di pasar.
Polisi Masih Memburu Pelaku
Kapolsek Muara Pinang, Iptu M. Indra Gunawan, membenarkan adanya laporan terkait aksi pencurian dengan kekerasan tersebut. Menurutnya, peristiwa tersebut saat ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh pihak kepolisian. “Ya, memang benar terjadi peristiwa begal di dekat Jembatan Ayek Pinang pada subuh hari Senin lalu. Kami sudah menerima laporan dari korban dan saat ini sedang melakukan penyelidikan untuk mengungkap para pelaku,” ujar Iptu M. Indra Gunawan.
Indra menjelaskan bahwa lokasi kejadian memang rawan karena berada di daerah yang cukup sepi pada jam-jam tertentu. Selain itu, minimnya penerangan di sekitar jembatan juga menjadi faktor yang memudahkan pelaku untuk melancarkan aksinya. “Jembatan Ayek Pinang memang menjadi salah satu titik rawan, terutama pada jam-jam sepi seperti subuh. Kondisi jalan yang gelap dan minimnya patroli di daerah tersebut menjadi celah bagi para pelaku kejahatan untuk melakukan aksinya,” jelasnya.
Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyisiran dan mencari petunjuk lebih lanjut untuk menangkap para pelaku. “Kami sudah mengumpulkan beberapa keterangan saksi dan sedang berupaya untuk mengejar pelaku. Kami berharap bisa segera menangkap mereka agar kejadian serupa tidak terulang,” imbuhnya.
Meningkatnya Kejahatan di Empat Lawang
Kasus begal yang menimpa Azuar dan rekannya ini menambah daftar panjang kasus kejahatan jalanan yang terjadi di Kabupaten Empat Lawang. Sejumlah warga setempat mengaku khawatir dengan meningkatnya angka kriminalitas di wilayah tersebut, terutama saat subuh dan malam hari. Aksi begal, pencurian, dan perampokan di jalanan yang sepi kini menjadi momok bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang sering bepergian dini hari atau larut malam.
Beberapa warga menilai bahwa perlu adanya peningkatan patroli keamanan di titik-titik rawan kejahatan, seperti di sekitar jembatan atau jalan yang minim penerangan. Mereka juga berharap pihak kepolisian bisa bertindak lebih tegas terhadap para pelaku kejahatan, agar masyarakat bisa merasa aman dan nyaman dalam beraktivitas.
“Kejadian begal seperti ini membuat kita semua takut. Setiap kali keluar rumah saat subuh atau malam, selalu khawatir akan keselamatan. Kami harap polisi bisa meningkatkan patroli di daerah-daerah rawan seperti di Jembatan Ayek Pinang ini,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Ajakan Masyarakat untuk Berperan Aktif
Pihak kepolisian juga mengimbau kepada masyarakat untuk lebih waspada dan selalu berhati-hati saat bepergian, terutama pada jam-jam rawan seperti subuh dan malam hari. Selain itu, masyarakat juga diharapkan dapat berperan aktif dalam menjaga keamanan di lingkungan masing-masing dengan melaporkan kejadian mencurigakan kepada aparat kepolisian terdekat.
“Kami mengimbau masyarakat untuk lebih waspada saat bepergian, terutama di jam-jam rawan. Jika melihat atau mengalami kejadian mencurigakan, segera laporkan kepada kami. Keamanan lingkungan adalah tanggung jawab bersama, dan kami berharap masyarakat juga bisa ikut berperan dalam menjaga kondusivitas wilayah ini,” kata Iptu Indra.
Kasus begal yang dialami Azuar ini menjadi peringatan penting bagi masyarakat untuk selalu berhati-hati dan mengutamakan keselamatan. Sementara itu, pihak kepolisian berjanji akan terus berupaya keras untuk menangkap para pelaku agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Dapatkan update Breaking news dan Berita pilihan kami langsung di ponselmu! Akses berita Berita Sumsel dan Nasional dari Hariansriwijaya.com dengan mudah melalui WhatsApp Channel kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaeFknTFy72E92mt3P35. Pastikan aplikasi WhatsApp-mu sudah terpasang ya!