**Hubungan Gelap Berujung Tragedi: Fakta Penembakan Serma Rendi oleh Sertu Hendri**
**PALEMBANG** – Kasus penembakan tragis yang dilakukan oleh Sertu Hendri, seorang disertir TNI AD, terhadap Serma Rendi mengungkap kisah rumit di baliknya. Kejadian ini diduga dipicu oleh hubungan pribadi antara Sertu Hendri dan istri sirinya, Kiki, yang berakhir dengan konflik panjang.
Menurut laporan yang diterima Subdenpom TNI, insiden bermula dari laporan Kiki pada Senin (13/1/2025), yang menyatakan dirinya mendapat ancaman dan perlakuan kasar dari Hendri. Laporan ini memicu tindakan cepat dari pihak berwenang untuk menangani situasi tersebut.
**Hubungan Rumit dan Konflik Memuncak**
Evi Yolanda (41), pemilik rumah yang menjadi tempat persembunyian Sertu Hendri, mengungkapkan bahwa Kiki, adiknya, telah menjalani hubungan sebagai istri siri dengan Hendri selama satu tahun terakhir. Namun, hubungan itu dikabarkan kandas karena berbagai permasalahan. Hendri diduga meminta rujuk, tetapi Kiki menolak, yang akhirnya memicu amarah Hendri.
**Penembakan Serma Rendi**
Pada puncak konflik, Sertu Hendri diketahui mendatangi Serma Rendi, seorang anggota TNI yang menjadi target penembakannya. Serma Rendi terluka akibat serangan ini, yang diduga direncanakan oleh Hendri sebagai bentuk pelampiasan emosi terkait masalah pribadinya.
**Lokasi Persembunyian dan Penangkapan**
Setelah melakukan aksinya, Hendri melarikan diri dan bersembunyi di rumah Evi Yolanda di kawasan Palembang. Keberadaannya berhasil dilacak oleh pihak TNI berkat laporan masyarakat setempat. Penangkapan Hendri dilakukan tanpa perlawanan berarti, dan kini ia tengah menjalani proses hukum militer.
**Penyelidikan Lanjut**
Pihak TNI dan kepolisian terus mendalami kasus ini untuk mengungkap seluruh fakta di balik insiden penembakan tersebut. Komandan Subdenpom TNI menegaskan bahwa pelaku akan menerima sanksi tegas sesuai hukum militer yang berlaku.
Kasus ini menjadi sorotan publik karena melibatkan konflik personal yang berujung pada tindakan kriminal serius. Kejadian ini juga menjadi pengingat pentingnya pengelolaan emosi dan penyelesaian konflik secara damai.