Hariansriwijaya.com – Pada musim haji 2024, sekitar 55 ribu jamaah haji, termasuk dari Embarkasi Palembang, akan mengikuti Skema Murur. Langkah ini diambil untuk menghindari kepadatan yang dapat membahayakan para jamaah haji Indonesia. Skema Murur ini diterapkan kepada 25 persen dari total 241 ribu lebih jamaah haji Indonesia pada musim haji tahun ini.
Jamaah yang diprioritaskan dalam skema ini adalah mereka yang masuk kategori risiko tinggi (risti), lanjut usia (lansia), disabilitas, serta para pendamping mereka. Penerapan Skema Murur ini dilakukan setelah melalui seleksi ketat dan pertimbangan matang oleh pemerintah untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan jamaah.
Apa Itu Skema Murur?
Skema Murur merupakan pola pergerakan jamaah haji pada masa puncak haji. Murur berarti mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah tanpa turun dari kendaraan. Jamaah akan tetap berada di dalam bus saat melewati Muzdalifah setelah menjalani Wukuf di Arafah, dan kemudian bus akan langsung membawa mereka menuju tenda di Mina.
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama, Subhan Cholid, menjelaskan bahwa penerapan Skema Murur adalah bentuk ijtihad dan ikhtiar untuk menjaga keselamatan jiwa jamaah haji Indonesia. Pemerintah juga memastikan bahwa ritual pelaksanaan ibadah haji tetap sesuai dengan syariah.
“Penerapan Skema Murur ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaga keselamatan jamaah haji Indonesia. Kami juga telah memikirkan penyediaan kerikil untuk Lontar Jumrah sehingga jamaah tidak perlu khawatir tidak mendapatkan kerikil,” kata Subhan Cholid di Makkah, Jumat (7/6/2024).
Penyediaan Kerikil dan Konsumsi
Pemerintah, melalui pihak Masyariq, akan menyediakan kantong berisi 70 kerikil bagi setiap jamaah, yang cukup untuk Lontar Jumrah Aqobah hingga selesai Nafar Tsani. Kantong kerikil ini akan diberikan bersamaan dengan pemberian snack berat sebagai layanan konsumsi di Muzdalifah.
“Jamaah akan menerima kantong kerikil dan snack berat di Arafah. Snack ini dapat dikonsumsi saat berada di Muzdalifah, terutama bagi mereka yang tidak mengikuti Skema Murur. Sementara kantong kerikilnya akan digunakan saat melakukan lontar jumrah di Mina,” ujar Subhan.
Harapan Kepada Keluarga Jamaah
Pemerintah berharap agar anggota keluarga jamaah dapat memahami dan menerima Skema Murur ini. Penting bagi keluarga jamaah haji asal Sumsel dan daerah lainnya untuk memahami bahwa langkah ini diambil demi keselamatan dan kenyamanan para jamaah. Dengan pemahaman yang baik, diharapkan tidak ada kesalahpahaman mengenai pelaksanaan Skema Murur ini.
“Dengan diberlakukannya Skema Murur, diharapkan keluarga jamaah memahami dan memberikan penjelasan yang baik jika ada ketidakpuasan. Langkah ini diambil demi kebaikan dan keselamatan jamaah,” tutup Subhan Cholid.
Dengan upaya ini, pemerintah berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi jamaah haji Indonesia agar dapat menjalankan ibadah dengan khusyuk dan aman. ***
Dapatkan update Breaking news dan Berita pilihan kami langsung di ponselmu! Akses berita Berita Sumsel dan Nasional dari Hariansriwijaya.com dengan mudah melalui WhatsApp Channel kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaeFknTFy72E92mt3P35. Pastikan aplikasi WhatsApp-mu sudah terpasang ya!