Indralaya, Hariansriwijaya.com – Perum Bulog resmi menerapkan harga pembelian pemerintah (HPP) baru untuk gabah dan beras, memberikan angin segar bagi petani di seluruh Indonesia. Langkah ini dilakukan menyusul diterbitkannya Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) RI Nomor 2 Tahun 2025, yang mengatur perubahan HPP serta rafaksi harga gabah dan beras.
Kebijakan baru ini bertujuan untuk memastikan kestabilan harga di tingkat petani sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional. Direktur Utama Perum Bulog, Wahyu Suparyono, melalui Direktur Human Capital Perum Bulog, Sudarsono Hardjosoekarto, menegaskan komitmen Bulog untuk menyerap hasil panen petani sepanjang tahun 2025.
“Bulog akan melaksanakan penyerapan gabah dan beras produksi dalam negeri secara konsisten sepanjang tahun ini. Kami berupaya memberikan harga yang menguntungkan bagi petani, yakni Rp 6.500 per kilogram untuk gabah kering panen (GKP),” ujar Sudarsono kepada TribunSumsel.com dan Sripoku.com, Selasa (14/1/2025).
Keuntungan untuk Petani dan Ketahanan Pangan
Dengan HPP baru ini, pemerintah berharap dapat memberikan kepastian pendapatan bagi petani sekaligus menjaga stabilitas pasokan beras di pasar. Harga Rp 6.500 per kilogram untuk GKP dinilai cukup kompetitif, mengingat tantangan yang dihadapi petani, seperti kenaikan biaya produksi dan ancaman perubahan iklim.
“Penyerapan hasil panen ini juga bertujuan untuk mencegah anjloknya harga di tingkat petani saat puncak panen tiba,” tambah Sudarsono. Ia juga menyampaikan bahwa Bulog telah menyiapkan infrastruktur logistik yang memadai untuk menyimpan hasil panen, termasuk gudang dan fasilitas pengeringan gabah.
Dukungan Pemerintah dan Harapan Petani
Selain Bulog, kebijakan ini mendapat dukungan penuh dari Badan Pangan Nasional dan pemerintah daerah. Mereka berharap langkah ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menjaga stabilitas harga beras di pasaran.
Sementara itu, sejumlah petani di Indralaya menyambut baik kebijakan tersebut. “Kami merasa lebih tenang dengan adanya kepastian harga dari Bulog. Ini sangat membantu, terutama di tengah kondisi cuaca yang sulit diprediksi,” ujar Syamsudin, seorang petani di Desa Timbangan.
Keputusan Bulog untuk menyerap gabah petani dengan harga baru ini juga diharapkan mampu mendorong peningkatan produksi beras nasional. Dengan kolaborasi yang erat antara pemerintah, Bulog, dan petani, ketahanan pangan di Indonesia diyakini akan semakin kokoh di tahun-tahun mendatang.
Peluang Baru di 2025
Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang pemerintah dalam memastikan ketahanan pangan. Bulog tidak hanya berfokus pada penyerapan gabah, tetapi juga berencana meningkatkan kapasitas penyimpanan dan distribusi untuk menjangkau wilayah yang lebih luas.
Dengan kebijakan baru ini, petani di seluruh Indonesia kini memiliki harapan besar untuk menghadapi tantangan sektor pertanian di tahun 2025. Pemerintah berharap kolaborasi yang solid ini dapat menciptakan ekosistem pangan yang lebih baik, stabil, dan berkelanjutan.