Jakarta, Hariansriwijaya.com – Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali mengalami penurunan signifikan pada perdagangan hari ini, Sabtu (7/9/2024). Di butik emas Logam Mulia (LM) Graha Dipta Pulo Gadung, harga emas turun sebesar Rp9.000 per gram, menjadikannya berada di posisi Rp1.405.000 per gram. Penurunan harga ini pun turut menarik perhatian investor dan pecinta emas yang bertanya-tanya, apakah ini saat yang tepat untuk membeli?
Tak hanya harga jual, harga buyback atau pembelian kembali emas oleh Antam juga mengalami penurunan. Harga buyback tercatat turun Rp8.000 per gram, menjadi Rp1.254.000 per gram dari sebelumnya Rp1.262.000 per gram. Penurunan harga buyback ini biasanya mencerminkan sentimen pasar yang lebih luas terhadap emas, yang bisa dipengaruhi oleh fluktuasi harga emas global, nilai tukar dolar AS, dan kondisi ekonomi secara keseluruhan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan Harga Emas
Penurunan harga emas Antam hari ini tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa faktor utama yang memengaruhi harga emas di pasar, baik global maupun domestik. Pertama, fluktuasi harga emas dunia. Emas sering dianggap sebagai aset safe haven, yaitu aset yang cenderung diminati investor ketika ketidakpastian ekonomi meningkat. Namun, ketika kondisi ekonomi mulai stabil atau ekspektasi inflasi terkendali, permintaan emas bisa menurun, sehingga harganya pun terkoreksi.
Kedua, pergerakan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang lainnya, termasuk rupiah. Emas diperdagangkan dalam dolar AS di pasar global, sehingga ketika dolar AS menguat, harga emas cenderung turun. Ini disebabkan karena emas menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang selain dolar AS, sehingga permintaannya bisa berkurang.
Selain itu, kebijakan moneter dari bank sentral, seperti The Federal Reserve (The Fed) di Amerika Serikat, juga memiliki pengaruh besar terhadap harga emas. Jika The Fed menaikkan suku bunga atau memberikan sinyal bahwa suku bunga akan tetap tinggi, investor mungkin lebih memilih untuk menempatkan dana mereka pada instrumen dengan bunga lebih tinggi, seperti obligasi, daripada emas yang tidak menghasilkan bunga.
Tanggapan Analis: Waktu Tepat untuk Borong atau Tunggu?
Dengan turunnya harga emas, pertanyaan yang muncul di benak banyak orang adalah: apakah ini saat yang tepat untuk membeli emas? Sejumlah analis memiliki pandangan yang berbeda, tergantung pada strategi investasi masing-masing investor. Bagi mereka yang berinvestasi jangka panjang dan melihat emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi atau ketidakpastian ekonomi, penurunan harga ini bisa menjadi kesempatan baik untuk menambah kepemilikan.
“Penurunan harga emas saat ini sebenarnya bisa dianggap sebagai peluang, terutama bagi mereka yang percaya bahwa inflasi global masih akan tinggi dalam jangka panjang. Emas cenderung berkinerja baik dalam lingkungan inflasi yang tinggi,” ujar seorang analis pasar komoditas di Jakarta.
Namun, ia juga menekankan pentingnya kehati-hatian. “Sebelum memutuskan untuk membeli, sebaiknya perhatikan juga faktor-faktor global yang masih dapat memengaruhi harga emas dalam beberapa bulan mendatang, seperti kebijakan moneter The Fed dan perkembangan ekonomi di Tiongkok,” tambahnya.
Bagi investor jangka pendek, spekulasi pada pergerakan harga emas bisa lebih rumit. Fluktuasi harga dalam jangka pendek sering kali dipengaruhi oleh sentimen pasar yang dapat berubah dengan cepat. Investor tipe ini perlu memperhatikan dengan seksama tren pasar, terutama perkembangan harga emas di pasar global dan pergerakan dolar AS.
Kondisi Pasar Global dan Pengaruhnya Terhadap Emas
Di pasar global, harga emas sedang menghadapi tekanan dari penguatan dolar AS dan harapan bahwa inflasi di Amerika Serikat mulai terkendali. Sejak awal tahun 2024, The Fed telah beberapa kali menaikkan suku bunga untuk menekan laju inflasi, yang berdampak pada penurunan harga emas. Langkah ini dipandang investor sebagai upaya untuk memperkuat dolar AS, yang berbanding terbalik dengan harga emas.
Selain itu, tanda-tanda pemulihan ekonomi global, terutama di negara-negara berkembang seperti Tiongkok dan India, juga berpengaruh pada harga emas. Kedua negara ini merupakan konsumen emas terbesar di dunia, sehingga permintaan dari mereka dapat memengaruhi harga secara signifikan. Jika pemulihan ekonomi di negara-negara tersebut berjalan lebih lambat dari yang diharapkan, harga emas dapat terus mengalami tekanan.
Di sisi lain, konflik geopolitik, ketidakpastian ekonomi global, atau lonjakan inflasi yang tidak terduga dapat memberikan dorongan baru bagi harga emas. Dalam situasi seperti itu, investor sering kali beralih ke emas sebagai bentuk perlindungan terhadap risiko-risiko tersebut.
Kesimpulan: Apakah Saatnya Borong Emas?
Bagi para investor yang memiliki pandangan jangka panjang, penurunan harga emas ini bisa dianggap sebagai peluang untuk masuk atau menambah portofolio investasi emas mereka. Namun, mereka juga harus siap dengan volatilitas jangka pendek yang bisa terjadi seiring dengan perkembangan ekonomi global dan kebijakan moneter di Amerika Serikat.
Sementara itu, bagi investor jangka pendek atau mereka yang lebih konservatif, ada baiknya untuk terus memantau perkembangan lebih lanjut. Mengingat harga emas cenderung dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal, keputusan untuk membeli atau menunggu lebih baik didasarkan pada analisis yang komprehensif dan tujuan investasi masing-masing individu.
Dalam situasi ekonomi global yang dinamis, keputusan untuk membeli emas tidak hanya tentang harga yang turun. Investor perlu mempertimbangkan strategi jangka panjang mereka dan memahami risiko yang ada.
Dapatkan update Breaking news dan Berita pilihan kami langsung di ponselmu! Akses berita Berita Sumsel dan Nasional dari Hariansriwijaya.com dengan mudah melalui WhatsApp Channel kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaeFknTFy72E92mt3P35. Pastikan aplikasi WhatsApp-mu sudah terpasang ya!