Hariansriwijaya.com – Harga Bitcoin mengalami penurunan tajam pada Kamis (4/7/2024), menembus level support utama dan mencapai level terendah dalam dua bulan terakhir. Ketidakpastian terkait beberapa titik tekanan jual, terutama dari bursa kripto yang sudah tidak aktif, Mt Gox, membuat para pedagang menjauh dari token tersebut.
Dolar Melemah, Bitcoin Tetap Terpuruk
Mata uang kripto terbesar di dunia ini mendapat sedikit dukungan dari pelemahan dolar, yang jatuh di tengah spekulasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve. Namun, harga kripto secara umum, termasuk Bitcoin, tetap mengalami penurunan. Pada pukul 10:37 WIB, Bitcoin turun 3,2% dalam 24 jam terakhir menjadi $59.046, dengan titik terendah harian mencapai $58.055,4.
Kekhawatiran Dumping Mt Gox Menekan Harga Bitcoin
Penurunan harga Bitcoin selama seminggu terakhir dipicu oleh kekhawatiran potensi penjualan massal yang sebagian besar berasal dari bursa kripto Mt Gox, yang sudah tidak berfungsi. Likuidator bursa tersebut mengumumkan bahwa mereka akan mulai mengembalikan Bitcoin yang dicuri selama peretasan tahun 2014 kepada para klien mulai awal Juli. Meskipun skala distribusi masih belum jelas, para pedagang bertaruh bahwa apresiasi harga Bitcoin yang signifikan dalam satu dekade terakhir akan mendorong sebagian besar penerima token untuk menjualnya.
Tekanan Jual dari Paus dan Penjualan Token yang Disita
Situasi ini menghadirkan tekanan jual besar pada Bitcoin. Beberapa paus besar terlihat menggerakkan Bitcoin mereka ke bursa untuk dijual. Selain itu, laporan penjualan token yang disita oleh pemerintah Jerman turut menambah tekanan pada harga Bitcoin. Kekhawatiran akan penjualan massal membuat para pedagang enggan untuk berinvestasi dalam mata uang kripto terbesar di dunia ini. Tekanan jual ini meluas ke pasar kripto yang lebih luas, meskipun data terbaru menunjukkan adanya peningkatan arus modal ke kripto.
Pasar Altcoin Ikut Terpukul
Pasar kripto lainnya juga mengalami penurunan signifikan pada Kamis dan mencatat kerugian besar selama seminggu terakhir. Ethereum (Ether), mata uang kripto terbesar kedua di dunia, turun 3,5% menjadi $3.242,79. Para pedagang sebagian besar mengabaikan spekulasi mengenai dana yang diperdagangkan di bursa Ether (ETF), dan Ether menyentuh level terendah lebih dari satu bulan, setelah menghapus keuntungan yang dibuat pada bulan Mei akibat hype atas ETF spot.
XRP, Solana (SOL), dan Cardano (ADA) mengalami penurunan antara 4% hingga 9%. Sementara itu, koin meme seperti Shiba Inu (SHIB) dan Dogecoin (DOGE) masing-masing merosot sekitar 6%.
Pelemahan Dolar Memberikan Dukungan Terbatas
Harga kripto mendapat sedikit dukungan dari pelemahan dolar, yang turun karena data pasar tenaga kerja yang lemah dan aktivitas bisnis yang rendah, mendorong ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve. Namun, sinyal hawkish dari notulen pertemuan Fed bulan Juni agak meredam optimisme ini, sementara beberapa pejabat Fed juga menyuarakan kehati-hatian atas penurunan suku bunga.
Fokus pada Data Penggajian Non-Pertanian
Fokus pasar saat ini tertuju pada data penggajian non-pertanian yang akan dirilis pada hari Jumat, yang diharapkan dapat memberikan petunjuk lebih jelas mengenai kondisi pasar tenaga kerja. Data ini akan menjadi kunci dalam menentukan arah kebijakan suku bunga Federal Reserve selanjutnya.
Kesimpulan
Dengan volatilitas yang tinggi dan ketidakpastian yang meliputi pasar kripto, para investor diharapkan tetap waspada. Aktivitas dari dompet besar seperti Mt Gox dan tindakan regulator akan terus menjadi faktor penentu yang signifikan dalam pergerakan harga Bitcoin dan mata uang kripto lainnya.
Dapatkan update Breaking news dan Berita pilihan kami langsung di ponselmu! Akses berita Berita Sumsel dan Nasional dari Hariansriwijaya.com dengan mudah melalui WhatsApp Channel kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaeFknTFy72E92mt3P35. Pastikan aplikasi WhatsApp-mu sudah terpasang ya!