Sidon, Hariansriwijaya.com – Rumah Sakit Turki yang terletak di Kota Sidon, Lebanon selatan, mulai menerima pasien untuk perawatan medis setelah delapan rumah sakit lain di kawasan tersebut tidak dapat beroperasi akibat serangan udara Israel. Rumah sakit ini, yang dibangun dengan bantuan Turki setelah Perang Israel-Lebanon pada tahun 2006, diharapkan dapat memberikan perawatan kepada pasien yang terluka akibat gempuran Israel yang terus berlanjut.
Dikutip dari Anadolu, rumah sakit yang selesai dibangun pada 2010 ini, meskipun sudah beroperasi sebagian, masih dalam tahap penyelesaian fasilitas lengkap. Rumah sakit ini awalnya dirancang untuk merawat luka bakar serta cedera akibat kecelakaan, namun kini diubah fungsinya untuk merawat korban luka akibat serangan.
Menteri Kesehatan Lebanon, Firass Abiad, mengungkapkan kepada Anadolu bahwa pembukaan rumah sakit tersebut sangat penting mengingat dampak serangan Israel terhadap sektor kesehatan Lebanon. Banyak rumah sakit yang terkena dampak serangan, termasuk yang menargetkan fasilitas medis dan tenaga kesehatan.
“Dalam situasi kritis ini, di mana Israel terus menyerang fasilitas medis dan personelnya, pembukaan Rumah Sakit Turki ini menjadi sangat vital,” kata Abiad.
Menurutnya, rumah sakit yang baru dibuka ini akan memastikan agar layanan kesehatan tetap tersedia untuk rakyat Lebanon, terutama ketika banyak rumah sakit yang harus ditutup akibat serangan Israel. “Jika satu rumah sakit lumpuh akibat serangan, maka kami berkewajiban untuk membuka rumah sakit lain sebagai alternatif,” tambahnya.
Abiad juga menegaskan bahwa upaya membuka kembali rumah sakit yang sebelumnya tutup di wilayah selatan Lebanon, seperti di kota-kota Mais al-Jabal, Bint Jbeil, dan Marjayoun, sangat sulit dilakukan mengingat wilayah tersebut sering menjadi sasaran serangan Israel.
“Langkah paling cepat untuk membuka kembali rumah sakit di daerah ini adalah dengan adanya gencatan senjata permanen, yang juga didukung oleh Lebanon serta negara-negara lainnya,” ujarnya.
Selain itu, Abiad juga mengumumkan bahwa unit perawatan luka bakar di Rumah Sakit Turki akan segera dibuka untuk menangani pasien yang terluka akibat serangan Israel. Rumah sakit ini diproyeksikan menjadi pusat utama di Lebanon untuk perawatan luka bakar, yang semakin diperlukan seiring meningkatnya jumlah korban.
“Rumah sakit ini akan menjadi pusat rujukan untuk perawatan luka bakar di Lebanon,” kata Abiad dalam sebuah konferensi pers di Beirut.
Sejak dimulainya operasi militer darat Israel di Lebanon pada awal Oktober, sekitar 900 korban baru telah diterima di rumah sakit-hospital di Lebanon, dengan angka ini meningkat 1,5 kali lipat dibandingkan dengan bulan September. Selain itu, lebih dari 3.000 orang telah kehilangan nyawa akibat serangan Israel sejak awal tahun ini, sementara lebih dari 13.500 orang lainnya terluka.
Ketegangan di kawasan semakin memuncak akibat eskalasi serangan brutal Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 43.400 orang, sebagian besar dari kalangan perempuan dan anak-anak. Konflik yang meluas ini juga telah melanda Lebanon, dengan dampak yang sangat besar bagi sektor kesehatan negara tersebut.
Dapatkan update Breaking news dan Berita pilihan kami langsung di ponselmu! Akses berita Berita Sumsel dan Nasional dari Hariansriwijaya.com dengan mudah melalui WhatsApp Channel kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaeFknTFy72E92mt3P35. Pastikan aplikasi WhatsApp-mu sudah terpasang ya!