Jakarta, Hariansriwijaya.com – Mata uang rupiah terpaksa harus menyerah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (21/8/2024). Rupiah ditutup melemah ke posisi Rp15.499 per dolar AS, meskipun Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Bloomberg, rupiah melemah 0,41% atau turun 64 poin, menjadikannya berada di level Rp15.499 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS justru mengalami penguatan sebesar 0,11% dan mencapai posisi 101,415, menunjukkan dominasi mata uang AS di pasar global.
Dalam perkembangan terbaru, sejumlah mata uang di kawasan Asia memperlihatkan kinerja yang beragam terhadap dolar AS. Beberapa mata uang menunjukkan pelemahan yang cukup signifikan. Yen Jepang, misalnya, melemah 0,54% sementara Baht Thailand turun 0,34%. Mata uang lainnya yang turut melemah termasuk dolar Taiwan dengan penurunan tipis 0,01%, rupee India yang turun 0,17%, serta won Korea yang melemah 0,62%. Yuan China juga menunjukkan pelemahan sebesar 0,07%, diikuti dolar Hong Kong yang turun 0,04% dan dolar Singapura yang merosot 0,20%.
Namun, tidak semua mata uang Asia mengalami pelemahan. Peso Filipina dan ringgit Malaysia berhasil menahan tekanan dolar AS dengan masing-masing mencatatkan penguatan sebesar 0,12% dan 0,11%.
Keputusan BI untuk menahan suku bunga di tengah kondisi global yang masih penuh ketidakpastian tampaknya menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap pelemahan rupiah. Langkah ini diambil oleh BI sebagai upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik, meskipun tekanan dari eksternal terus meningkat.
Ketidakpastian global yang dipicu oleh berbagai faktor, termasuk kebijakan moneter dari bank sentral AS, The Federal Reserve, terus menjadi tantangan bagi rupiah dan mata uang lainnya di kawasan Asia. Penguatan indeks dolar AS menunjukkan bahwa investor global cenderung memilih dolar sebagai aset aman di tengah ketidakpastian yang ada.
Secara keseluruhan, pelemahan rupiah ini mencerminkan bagaimana kondisi eksternal yang tidak menentu, ditambah dengan keputusan kebijakan moneter domestik, dapat memengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang. Di tengah kondisi ini, pasar keuangan global tetap waspada terhadap perkembangan kebijakan moneter di AS dan dampaknya terhadap mata uang di seluruh dunia.
Sebagai catatan, meskipun rupiah melemah, langkah-langkah strategis dari BI dalam menjaga stabilitas ekonomi masih sangat diperlukan, terutama dalam menghadapi tantangan dari faktor eksternal yang dapat memengaruhi pergerakan rupiah ke depannya. Para pelaku pasar pun terus mengamati kebijakan dan langkah-langkah yang akan diambil oleh bank sentral untuk mengatasi tekanan pada mata uang domestik.
Dapatkan update Breaking news dan Berita pilihan kami langsung di ponselmu! Akses berita Berita Sumsel dan Nasional dari Hariansriwijaya.com dengan mudah melalui WhatsApp Channel kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaeFknTFy72E92mt3P35. Pastikan aplikasi WhatsApp-mu sudah terpasang ya!