JAYAPURA, Hariansumsel.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mengungkapkan bahwa ekonomi Papua pada triwulan pertama tahun 2024 tumbuh sebesar 17,49 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year).
Kepala BPS Papua, Adriana Helena, dalam pernyataannya pada Senin di Jayapura, menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Papua pada triwulan I 2024 dipicu oleh peningkatan signifikan dalam ekspor barang dan jasa, yang meningkat hingga 128,37 persen.
“Selain pertumbuhan ekspor, sektor Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) juga mencatat kenaikan sebesar 27,95 persen, sementara Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) tumbuh sebesar 16,71 persen,” ujarnya.
Adriana melanjutkan, meski komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) dan Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) hanya tumbuh di bawah lima persen, yakni masing-masing sebesar 4,33 persen dan 2,41 persen, pertumbuhan ini tetap memberikan kontribusi positif bagi ekonomi Papua.
Sementara itu, komponen impor barang dan jasa, yang menjadi faktor pengurang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), juga mengalami pertumbuhan sebesar 19,01 persen.
BPS Papua mencatat bahwa struktur PDRB Papua berdasarkan pengeluaran didominasi oleh tiga komponen utama, yaitu ekspor barang dan jasa yang berkontribusi sebesar 64,11 persen, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 40,79 persen, dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 28,13 persen.
“Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) berkontribusi 16,59 persen, Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) 2,25 persen, Perubahan Inventori (PI) minus 1,09 persen, dan Impor Barang dan Jasa sebagai faktor pengurang PDRB mencapai 50,78 persen,” imbuh Adriana.
Perekonomian Papua berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku triwulan I 2024 tercatat sebesar Rp78,077,34 miliar, sedangkan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp48,109,27 miliar.
Pencapaian ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang kuat di Papua, mengingat kontribusi positif dari berbagai sektor pengeluaran dan ekspor, serta pertumbuhan yang signifikan dalam pengeluaran konsumsi dan investasi pemerintah. (*)
