Jakarta, Hariansriwijaya.com – Indonesia menegaskan kembali komitmennya untuk pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan dalam pertemuan internasional The 31st IHP Regional Steering Committee Meeting for Asia and the Pacific yang digelar di Seoul, Korea Selatan. Forum ini membahas berbagai isu kritis terkait sumber daya air, termasuk kelangkaan air, banjir, dan pencemaran air yang menjadi tantangan besar bagi kawasan Asia-Pasifik.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Budi Heru Santosa, pimpinan delegasi Indonesia yang mewakili Komite Nasional Indonesia untuk Program Intergovernmental Hydrological Program (IHP) UNESCO. Dalam konferensi pers yang berlangsung pada Selasa (5/11), Budi menjelaskan bahwa pertemuan ini membuka kesempatan bagi negara-negara anggota untuk berkolaborasi dalam mencari solusi atas masalah air yang semakin mendesak.
“Forum ini memberi kesempatan untuk negara-negara anggota berbagi solusi terhadap isu-isu kritis seperti kelangkaan air, banjir, kekeringan, dan pencemaran. Hal ini penting untuk memperkuat kerja sama regional dalam pengelolaan sumber daya air,” ujar Budi.
Indonesia Fokus pada Pengelolaan Berkelanjutan
Budi menekankan bahwa komitmen Indonesia dalam pengelolaan sumber daya air global juga mengarah pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) ke-6, yang bertujuan memastikan akses air bersih dan sanitasi bagi semua orang. Ia menambahkan bahwa pendekatan ilmiah dan kolaborasi internasional menjadi kunci untuk mengatasi tantangan besar terkait air, khususnya dalam menghadapi kondisi “too much, too little, too dirty water” atau air yang berlebihan, kekurangan, atau tercemar, yang semakin sering terjadi di kawasan Asia-Pasifik.
Lebih lanjut, Budi mengusulkan penerbitan ringkasan eksekutif untuk setiap edisi Catalogue of Hydrological Analysis (CHA), yang akan diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa negara anggota kawasan Asia-Pasifik. Hal ini dimaksudkan agar informasi penting terkait analisis hidrologi dapat dengan mudah disebarkan kepada para pengambil kebijakan di setiap negara, sehingga respons terhadap isu hidrologi bisa lebih cepat dan tepat.
“Kolaborasi dalam berbagi data dan pengetahuan di tingkat regional sangat penting untuk menyelesaikan masalah-masalah hidrologi yang kita hadapi,” tambah Budi.
Inovasi dalam Pengelolaan Sumber Daya Air
Indonesia juga memaparkan sejumlah pencapaian penting dalam pengelolaan sumber daya air melalui program UNESCO IHP-IX. Salah satu inisiatif utama adalah Climate Literacy for Youth, sebuah program yang bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda dalam pengelolaan daerah aliran sungai (DAS). Selain itu, Indonesia juga telah merancang Indonesian Water Security Index yang bertujuan untuk mengukur dan meningkatkan ketahanan air di seluruh negeri.
Budi menegaskan bahwa semua upaya tersebut sejalan dengan tujuan utama IHP, yaitu membangun ketahanan air melalui kolaborasi dan pengelolaan berbasis sains di tingkat regional.
Seruan untuk Aksi Kolaboratif
Dalam sesi Call for Action yang digelar pada pertemuan tersebut, Budi menyerukan kepada negara-negara anggota untuk meningkatkan kolaborasi guna memperkuat ketahanan air di kawasan Asia-Pasifik. Ia menekankan bahwa pertemuan ini merupakan kesempatan penting bagi negara-negara untuk berbagi pengetahuan dan teknologi dalam rangka memastikan keberlanjutan pengelolaan sumber daya air, terutama di tengah ancaman perubahan iklim dan urbanisasi yang pesat.
Dengan semakin tingginya tantangan global dalam pengelolaan air, Budi menutup pernyataannya dengan mengajak seluruh negara untuk bekerja sama secara erat demi mencapai solusi yang lebih baik dalam mengelola air bagi masa depan yang lebih berkelanjutan.
Dapatkan update Breaking news dan Berita pilihan kami langsung di ponselmu! Akses berita Berita Sumsel dan Nasional dari Hariansriwijaya.com dengan mudah melalui WhatsApp Channel kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaeFknTFy72E92mt3P35. Pastikan aplikasi WhatsApp-mu sudah terpasang ya!