Empat Lawang, Hariansriwijaya.com – Sebuah kebakaran besar mengguncang Desa Lingge, Kecamatan Pendopo Barat (Pobar), Kabupaten Empat Lawang, pada Jumat sore (30/8/2024). Insiden ini terjadi sekitar pukul 16.45 WIB dan menyebabkan kerusakan parah di pemukiman warga.
Kebakaran yang berlangsung cepat dan sulit dikendalikan ini menghanguskan 10 rumah warga, yang mayoritas terbuat dari kayu. Api pertama kali muncul di rumah seorang warga bernama Rodin dan dengan cepat menjalar ke rumah-rumah lain yang berdekatan. Hembusan angin yang kencang turut memperparah situasi, menyebabkan api semakin sulit untuk dipadamkan.
Menurut laporan dari tim pemadam kebakaran setempat, api mulai terlihat sekitar pukul 16.45 WIB dan dengan cepat membesar, merambat ke rumah-rumah di sekitarnya. Warga yang panik segera berusaha menyelamatkan harta benda mereka, namun banyak yang tidak berhasil menyelamatkan apa pun karena api yang menyebar begitu cepat.
Dalam hitungan menit, api telah melalap sebagian besar rumah di kawasan tersebut, meninggalkan puing-puing dan kerusakan yang cukup besar. Sebanyak 10 rumah dilaporkan hangus terbakar, menyisakan hanya arang dan sisa-sisa bangunan yang tidak dapat dikenali lagi. Kerugian material akibat kebakaran ini diperkirakan mencapai sekitar Rp 1 miliar, mengingat besarnya jumlah rumah yang terbakar serta barang-barang berharga yang tidak sempat diselamatkan.
Rodin, pemilik rumah tempat api pertama kali muncul, mengatakan bahwa ia tidak menyadari adanya tanda-tanda bahaya sebelum api mulai menjalar. “Saya sedang di dalam rumah ketika tiba-tiba melihat api di bagian belakang. Saya berusaha memadamkannya, tapi api sudah terlalu besar,” ujarnya dengan wajah penuh duka.
Sementara itu, warga lainnya yang rumahnya turut terbakar, Ratna, hanya bisa pasrah melihat rumahnya menjadi abu. “Kami tidak bisa berbuat banyak, api terlalu cepat menjalar. Hanya beberapa barang saja yang bisa kami selamatkan,” katanya sambil menangis.
Petugas pemadam kebakaran segera dikerahkan ke lokasi kejadian setelah mendapat laporan dari warga. Mereka berjuang keras memadamkan api dengan menggunakan beberapa unit mobil pemadam kebakaran. Namun, akses yang sulit dan terbatasnya sumber air di lokasi membuat proses pemadaman menjadi lebih rumit dan memakan waktu yang cukup lama.
“Kami tiba di lokasi sekitar 20 menit setelah mendapat laporan. Api sudah besar saat kami sampai, dan cuaca yang panas serta angin yang kencang membuat api semakin sulit dikendalikan,” ungkap seorang petugas pemadam kebakaran di lapangan.
Saat ini, penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan pihak berwenang. Namun, dugaan sementara mengarah pada korsleting listrik di rumah Rodin sebagai penyebab awal munculnya api. “Kami masih melakukan investigasi lebih lanjut untuk memastikan penyebab kebakaran ini. Dugaan sementara adalah korsleting listrik, namun kami akan memastikan dengan lebih detail setelah proses penyelidikan selesai,” kata seorang petugas kepolisian yang berada di lokasi.
Warga yang terdampak kebakaran kini harus mengungsi ke tempat yang lebih aman, beberapa di antaranya memilih tinggal sementara di rumah saudara atau tetangga yang tidak terkena dampak. Pemerintah daerah setempat segera memberikan bantuan darurat berupa tenda, makanan, dan kebutuhan pokok lainnya untuk membantu para korban yang kehilangan tempat tinggal.
“Kami akan terus memantau situasi dan memastikan para korban mendapat bantuan yang dibutuhkan. Langkah-langkah penanganan lebih lanjut juga akan segera diambil, termasuk upaya untuk membantu mereka yang kehilangan rumah dalam membangun kembali kehidupan mereka,” kata seorang pejabat pemerintah daerah.
Kejadian ini mengingatkan semua pihak akan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bahaya kebakaran, terutama di kawasan pemukiman padat dengan bangunan yang sebagian besar masih menggunakan bahan yang mudah terbakar. Sosialisasi tentang pencegahan kebakaran serta peningkatan kesadaran masyarakat terhadap risiko kebakaran perlu ditingkatkan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Dengan musibah ini, warga Desa Lingge, Pendopo Barat, harus menghadapi tantangan besar untuk bangkit kembali dan membangun kehidupan mereka yang hancur dalam sekejap. Dukungan dari pemerintah dan masyarakat luas diharapkan dapat meringankan beban mereka dalam menghadapi masa sulit ini.