Taiyuan, Hariansriwijaya.com – Devina Hung, seorang mahasiswa Indonesia yang sedang melanjutkan studi di Universitas Shanxi, China, baru-baru ini mengunjungi beberapa lokasi tambang batu bara di Provinsi Shanxi. Kunjungan ini mengubah pandangannya tentang industri pertambangan yang sebelumnya ia anggap sebagai sektor yang kotor dan berisiko tinggi. Di Shanxi, Devina menyaksikan bagaimana teknologi canggih dan konsep ramah lingkungan mulai diterapkan dalam produksi batu bara.
Transformasi Industri Batu Bara di Shanxi
Shanxi, yang dikenal sebagai salah satu penghasil batu bara terbesar di China, tengah melakukan transformasi besar dalam industri ini. Produksi batu bara yang dulu identik dengan kerja fisik berat dan berisiko tinggi kini telah beralih ke sistem yang lebih canggih, otomatis, dan ramah lingkungan. Hal ini menjadi perhatian Devina, yang tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai inovasi-inovasi di sektor ini.
“Dulu saya berpikir produksi batu bara selalu melibatkan pekerja yang berada dalam kondisi berbahaya, tapi di Shanxi saya melihat bagaimana teknologi bisa mengubahnya,” ujar Devina.
Teknologi Ramah Lingkungan dan Tanpa Awak
Di salah satu lokasi tambang terbesar di Shanxi, Devina mengunjungi tambang terbuka Anjialing yang dikelola oleh ChinaCoal Pingshuo Group. Di sana, ia terkesima dengan penerapan teknologi canggih, seperti truk tambang listrik murni yang baru saja beroperasi. Truk ini, yang beratnya mencapai 220 ton, diperkirakan dapat mengurangi emisi karbon dioksida hingga 1.800 ton per tahun dan menghemat hingga 600 ton bahan bakar, memberikan dampak positif baik dari sisi ekonomi maupun lingkungan.
Truk listrik tersebut, menurut Xu Hongyu, salah satu staf di lokasi, merupakan langkah besar menuju penambangan batu bara tanpa karbon. “Kami berharap inovasi ini bisa menjadi standar baru dalam industri pertambangan,” kata Xu.
Otomatisasi di Tambang Terbuka Timur
Devina juga mengunjungi Tambang Terbuka Timur di dekatnya, yang merupakan salah satu tambang terbesar di China. Di tambang ini, proses produksi sebagian besar telah diotomatisasi. Shao Bin, kepala teknisi tambang, menjelaskan bahwa saat ini telah beroperasi tujuh truk tambang otonom dan berbagai alat berat yang menggunakan tenaga listrik dan dikendalikan secara otomatis.
“Semua kendaraan dan peralatan kami terhubung dengan teknologi 5G, memungkinkan operasi otomatis dengan pengawasan minimal dari manusia,” ungkap Shao Bin. Truk-truk ini bergerak sesuai dengan rute yang telah diprogram sebelumnya, dengan pengemudi hanya bertugas memantau proses dari jarak jauh.
Visi Shanxi untuk Pertambangan Berkelanjutan
Provinsi Shanxi telah berkomitmen untuk mengubah industri batu bara menjadi lebih berkelanjutan. Setelah bertahun-tahun mengandalkan produksi batu bara sebagai sumber utama pendapatan, Shanxi kini berusaha mengurangi dampak lingkungan melalui penerapan teknologi hijau dan otomatis. Lebih dari 50% kapasitas produksi batu bara di provinsi ini kini telah menerapkan sistem penambangan pintar dan tanpa awak.
Pelajaran untuk Indonesia
Pengalaman Devina di Shanxi memberi wawasan baru mengenai bagaimana China mengelola transisi industri batu bara menuju energi yang lebih ramah lingkungan. Indonesia, sebagai salah satu penghasil batu bara terbesar di dunia, menghadapi tantangan serupa dalam menghadapi kebutuhan untuk transformasi industri yang lebih berkelanjutan.
Devina berharap, Indonesia dapat mengambil pelajaran dari pengalaman Shanxi dan menerapkannya di sektor pertambangan batu bara di tanah air. “Saya yakin bahwa dengan kolaborasi dan pertukaran pengetahuan antara Indonesia dan China, kita bisa menciptakan industri batu bara yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan,” tuturnya.
Kerja Sama Potensial di Sektor Hijau
Menurut Profesor Wang Qin dari Universitas Xiamen, hubungan ekonomi antara Indonesia dan China sangat komplementer, terutama di sektor energi terbarukan dan industri hijau. Di masa depan, kedua negara berpotensi untuk mengembangkan kerja sama lebih lanjut dalam proyek-proyek yang mendukung pembangunan berkelanjutan, seperti transisi energi dan digitalisasi sektor pertambangan.
“Industri hijau dan rendah karbon adalah area yang sangat potensial untuk kerja sama antara Indonesia dan China. Saya berharap pengalaman Shanxi dapat memberikan inspirasi bagi Indonesia untuk mengembangkan industri batu bara yang lebih ramah lingkungan,” tambahnya.
Dengan perkembangan ini, diharapkan industri pertambangan di Indonesia bisa mengadopsi teknologi yang lebih maju dan berkelanjutan, sejalan dengan tren global menuju penggunaan energi bersih.
Dapatkan update Breaking news dan Berita pilihan kami langsung di ponselmu! Akses berita Berita Sumsel dan Nasional dari Hariansriwijaya.com dengan mudah melalui WhatsApp Channel kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaeFknTFy72E92mt3P35. Pastikan aplikasi WhatsApp-mu sudah terpasang ya!