Jakarta, Hariansriwijaya.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mencatat penguatan signifikan pada penutupan perdagangan Jumat, 23 Agustus 2024. Penguatan ini terjadi di tengah antisipasi pasar terhadap hasil simposium Federal Reserve (The Fed) yang akan digelar malam ini, serta meredanya ketegangan politik dalam negeri menyusul pembatalan revisi RUU Pilkada oleh DPR.
Menurut data yang dirilis oleh Refinitiv, rupiah ditutup pada level Rp15.485 per dolar AS, menguat sebesar 0,71% dibandingkan penutupan sehari sebelumnya, Kamis, 22 Agustus 2024. Penguatan ini menjadi angin segar bagi rupiah setelah sebelumnya sempat tertekan selama dua hari berturut-turut.
Kondisi politik yang sempat memanas akibat polemik revisi RUU Pilkada akhirnya mereda setelah DPR memutuskan untuk tidak melanjutkan revisi tersebut. Keputusan ini memberikan sentimen positif bagi pasar, yang sebelumnya khawatir bahwa ketidakpastian politik dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi. Dengan meredanya situasi politik, investor kembali merasa percaya diri, yang turut berkontribusi pada penguatan rupiah.
Selain faktor politik, perhatian pasar saat ini juga tertuju pada simposium The Fed yang akan dilaksanakan malam ini. Simposium ini dianggap penting karena akan memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan moneter AS ke depan. Para pelaku pasar mengambil sikap wait and see, menanti sinyal apakah The Fed akan mengambil langkah agresif dalam menyesuaikan suku bunga, yang tentunya akan berpengaruh pada pergerakan mata uang global, termasuk rupiah.
Analis memperkirakan bahwa penguatan rupiah ini juga didukung oleh beberapa faktor eksternal, seperti pelemahan dolar AS di pasar global akibat ekspektasi bahwa The Fed mungkin akan mempertahankan kebijakan suku bunga rendah dalam jangka waktu yang lebih lama. Hal ini memberikan ruang bagi mata uang negara berkembang, termasuk rupiah, untuk bergerak menguat.
Meskipun demikian, para ahli juga mengingatkan bahwa pergerakan rupiah masih rentan terhadap perkembangan eksternal, terutama terkait kebijakan moneter AS. Oleh karena itu, para investor disarankan untuk tetap berhati-hati dan memantau dengan seksama setiap perkembangan yang muncul dari simposium The Fed.
Dengan berakhirnya perdagangan hari ini, rupiah menunjukkan performa yang lebih baik dibandingkan beberapa hari sebelumnya. Namun, dinamika pasar keuangan global dan kondisi politik dalam negeri tetap menjadi faktor penting yang harus terus diawasi untuk memahami arah pergerakan rupiah ke depan.
Secara keseluruhan, penutupan rupiah di zona hijau pada hari ini mencerminkan optimisme pasar terhadap stabilitas ekonomi Indonesia yang semakin membaik, seiring dengan meredanya tekanan politik dan ekspektasi terhadap kebijakan moneter global yang lebih bersahabat. Namun, seperti biasa, kehati-hatian dan kewaspadaan tetap diperlukan di tengah ketidakpastian yang masih menyelimuti perekonomian global.