Palembang, Hariansriwijaya.com – Aksi kriminalitas di area Pasar 16 Ilir Palembang kembali marak. Kali ini, seorang pegawai toko bernama Des Komala Sari (22) menjadi korban copet saat hendak pulang kerja pada Sabtu sore (19/10/2024). Insiden ini menambah daftar panjang kasus kejahatan di kawasan pasar yang terkenal ramai tersebut.
Des Komala Sari, yang sehari-hari bekerja di salah satu toko di Pasar 16 Ilir, tidak menyadari bahwa ia telah menjadi korban pencopetan sampai tiba di area parkiran. Pada saat itu, ia baru saja selesai bekerja dan bersiap untuk pulang. Namun, ketika ingin mengambil barang-barang pribadinya, Des tersentak kaget karena mendapati tasnya sudah dalam kondisi terbuka dan dompet beserta beberapa barang berharga lainnya hilang.
Kronologi Kejadian
Des menjelaskan bahwa sebelum kejadian, ia tidak merasakan adanya hal yang mencurigakan. Aktivitas di pasar yang selalu ramai membuatnya tidak menyadari kapan dan bagaimana copet tersebut beraksi. “Saya baru sadar dompet saya hilang saat sudah di parkiran, waktu saya ingin membayar parkir. Ternyata tas saya sudah terbuka,” ungkap Des saat dimintai keterangan di Mapolrestabes Palembang pada Senin (21/10/2024).
Des, yang tinggal di Jalan Tanjung Iman, Desa Buay Sandang Aji, Ogan Komering Ulu Selatan, merasa sangat kecewa dan marah atas kejadian tersebut. Ia segera melaporkan insiden itu ke Polrestabes Palembang di hari berikutnya. “Saya tidak terima dengan kejadian ini. Selain uang, kartu identitas dan beberapa dokumen penting juga ikut hilang,” keluh Des saat memberikan laporannya.
Laporan ke Polisi dan Tindakan Lanjutan
Setelah tiba di Polrestabes Palembang, Des segera membuat laporan resmi. Polisi pun langsung merespons dengan melakukan penyelidikan awal terhadap insiden tersebut. Menurut petugas yang menangani laporan, kasus ini akan segera ditindaklanjuti, terutama mengingat lokasi kejadian yang kerap kali menjadi target empuk bagi para pelaku kejahatan jalanan.
Kasus pencopetan di Pasar 16 Ilir bukan kali pertama terjadi. Wilayah tersebut memang dikenal rawan, terutama pada jam-jam sibuk saat para pedagang dan pembeli memadati area pasar. Dengan situasi pasar yang penuh sesak, pelaku kejahatan seperti copet seringkali memanfaatkan keramaian untuk melancarkan aksinya.
Kapolsek Ilir Barat, Kompol Zulkarnain, menyatakan pihaknya akan meningkatkan patroli dan pengawasan di area pasar guna mencegah kasus serupa terjadi di kemudian hari. “Kami sudah sering menerima laporan mengenai aksi pencopetan di Pasar 16 Ilir. Oleh karena itu, kami akan terus memperketat keamanan dan menambah personel di titik-titik rawan, terutama pada jam-jam padat,” tegasnya.
Pasar 16 Ilir: Kawasan Rawan Copet
Pasar 16 Ilir memang merupakan salah satu pusat perdagangan terbesar di Palembang, di mana ribuan orang berlalu-lalang setiap harinya. Situasi yang ramai dan hiruk-pikuk membuat pengawasan menjadi tantangan tersendiri bagi aparat keamanan setempat. Banyak kasus pencopetan dan penjambretan yang dilaporkan di kawasan ini, terutama di area yang padat seperti jalan utama pasar, tempat parkir, dan gang-gang kecil di sekitarnya.
Warga Palembang yang sering berbelanja atau bekerja di area Pasar 16 Ilir pun mulai khawatir dengan meningkatnya tingkat kejahatan. Beberapa dari mereka telah mengambil langkah-langkah ekstra untuk menjaga barang-barang pribadi mereka, seperti menggunakan tas yang lebih aman atau tidak membawa terlalu banyak barang berharga. Namun, tetap saja, tidak semua orang dapat menghindari kejahatan, seperti yang dialami Des.
Imbauan untuk Masyarakat
Pihak kepolisian mengimbau kepada seluruh warga dan pengunjung Pasar 16 Ilir agar lebih berhati-hati dan waspada terhadap aksi pencopetan yang kian marak. “Kami selalu mengingatkan masyarakat untuk tidak membawa barang-barang berharga dalam jumlah besar saat berada di pasar atau tempat umum yang ramai. Selain itu, selalu pastikan tas dan dompet tersimpan dengan baik dan tidak mudah diakses oleh orang lain,” ujar Kapolsek Zulkarnain.
Ia juga menambahkan bahwa masyarakat harus segera melapor kepada petugas keamanan terdekat jika mengalami atau menyaksikan tindak kejahatan. “Semakin cepat dilaporkan, semakin besar kemungkinan pelaku bisa segera kami tangkap,” imbuhnya.
Sementara itu, aparat keamanan juga akan bekerja sama dengan pengelola pasar untuk memasang lebih banyak kamera pengawas (CCTV) di beberapa titik strategis yang dinilai rawan tindak kejahatan. Diharapkan dengan adanya langkah-langkah preventif ini, situasi keamanan di Pasar 16 Ilir dapat lebih terjaga, sehingga masyarakat merasa lebih aman saat beraktivitas.
Upaya Penanganan dan Harapan Masyarakat
Keamanan di area publik seperti Pasar 16 Ilir menjadi tanggung jawab bersama, baik dari pihak aparat kepolisian, pengelola pasar, maupun masyarakat itu sendiri. Meski patroli telah ditingkatkan, kerjasama dari semua pihak sangat dibutuhkan agar kasus-kasus pencopetan dan tindak kriminal lainnya dapat ditekan.
Bagi Des Komala Sari, insiden ini tentu menjadi pelajaran pahit. Namun, ia berharap dengan adanya laporan yang ia ajukan, aparat keamanan bisa lebih sigap dan kasus pencopetan seperti yang dialaminya bisa segera dihentikan. “Saya berharap kejadian ini bisa menjadi perhatian bagi pihak kepolisian dan pengelola pasar. Semoga tidak ada lagi korban-korban lain yang mengalami hal serupa,” pungkasnya dengan harapan.
Kesimpulan
Kejadian pencopetan yang dialami Des Komala Sari di Pasar 16 Ilir menambah daftar panjang kasus kriminalitas di kawasan tersebut. Pihak kepolisian telah bergerak cepat dengan melakukan penyelidikan dan berjanji akan meningkatkan pengamanan di area pasar yang kerap menjadi target pelaku kejahatan. Namun, di sisi lain, kewaspadaan dari masyarakat juga diperlukan untuk mencegah terulangnya insiden serupa. Melalui kerjasama antara pihak berwenang dan warga, diharapkan keamanan di Pasar 16 Ilir dapat terus ditingkatkan, sehingga masyarakat bisa beraktivitas dengan lebih tenang dan nyaman.