Lubuklinggau, Hariansriwijaya.com – Ancaman tanah longsor terus menghantui warga yang bermukim di bantaran Sungai Mesat, Lubuklinggau. Salah satu warga yang mengalami dampak serius adalah Dela Wulandari, yang bersama keluarganya kini hidup dalam kecemasan setiap kali hujan deras mengguyur kota.
Dela, yang tinggal di RT 07, Kelurahan Karya Bakti, Kecamatan Lubuklinggau Timur II, mengalami kejadian yang mengerikan ketika bagian belakang rumahnya ambruk ke sungai akibat derasnya arus air dan erosi tanah. Dapur rumah yang selama ini menjadi tempat aktivitas sehari-hari bagi keluarganya kini telah lenyap, terseret longsor yang terjadi setelah hujan deras beberapa waktu lalu.
Longsor Ancam Rumah Warga di Bantaran Sungai
Menurut Dela, kejadian ini bukanlah yang pertama kali terjadi di wilayah tersebut. Setiap kali musim hujan tiba, warga yang bermukim di sepanjang tepian sungai selalu dihantui kekhawatiran. Pasalnya, tebing di sekitar rumah mereka semakin terkikis oleh arus air yang deras, meningkatkan risiko longsor yang lebih parah.
“Kami selalu was-was saat hujan deras. Takut kalau tiba-tiba rumah ambruk sepenuhnya,” ujar Dela dengan wajah penuh kecemasan. Ia mengungkapkan bahwa keluarganya kini harus lebih berhati-hati dan bahkan siap mengungsi jika situasi semakin memburuk.
Permohonan Bantuan ke Pemerintah
Warga sekitar, termasuk Dela, telah berulang kali mengajukan permohonan bantuan kepada pihak terkait agar segera dilakukan tindakan pencegahan. Mereka berharap adanya pembangunan tembok penahan atau upaya mitigasi lain untuk mengurangi risiko longsor yang terus mengintai.
“Kami sudah melapor ke pemerintah setempat, tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut yang konkret,” kata seorang warga lain yang juga terdampak. Masyarakat berharap agar pemerintah daerah segera mengambil langkah nyata untuk menyelamatkan rumah-rumah mereka dari ancaman bencana ini.
Langkah yang Bisa Dilakukan
Ahli lingkungan menyebutkan bahwa penanaman pohon di sepanjang tebing sungai serta pembangunan tanggul atau bronjong bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mencegah erosi lebih lanjut. Selain itu, pemetaan kawasan rawan bencana dan relokasi bagi warga yang tinggal di daerah berisiko tinggi juga perlu menjadi pertimbangan.
Hingga saat ini, Dela dan keluarganya hanya bisa berharap agar tidak ada hujan deras dalam waktu dekat, karena setiap tetes hujan yang turun membawa rasa takut akan kemungkinan kehilangan tempat tinggal mereka. Dengan kondisi yang semakin kritis, mereka hanya bisa menunggu kepastian dari pemerintah untuk memberikan solusi sebelum musibah yang lebih besar terjadi.