Hariansriwijaya.com – Sebuah video yang merekam momen ambruknya sebuah jembatan di Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kepulauan Meranti, viral di media sosial. Jembatan yang ambruk tersebut adalah Jembatan Panglima Sampul. Video detik-detik keruntuhan jembatan ini diunggah oleh akun X @WagimanDeep212_ dan telah menarik perhatian banyak warganet.
Dalam video yang beredar, awalnya jembatan terlihat dalam kondisi baik. Namun, tanpa diduga, jembatan tersebut tiba-tiba runtuh dalam hitungan detik. Insiden ini terjadi pada Rabu (22/5/2024) sekitar pukul 11.10 WIB. Meskipun tidak ada korban jiwa, keruntuhan jembatan ini mengundang banyak perhatian dan komentar dari warganet.
Salah satu komentar warganet mengusulkan adanya investigasi terkait kemungkinan hilangnya komponen jembatan akibat pencurian. “Coba investigasi, adakah komponen yang hilang akibat pencurian? Seharusnya dijaga bersama oleh masyarakat sebab jika mengandalkan pemerintah akan sulit. Pejabat hanya mementingkan komisi perbaikan pembuatan baru, sementara petugas keamanan mau bergerak jika ada yang meminta,” cuit akun @mst***.
Komentar lain dari akun @toro**** membandingkan kondisi jembatan ini dengan jembatan buatan Belanda yang masih kokoh sejak 1915. “Nih jembatan buatan Belanda berdiri kokoh sejak 1915… hingga kini… Jembatan tembana Kebumen,” tulisnya.
Sementara itu, akun @kudir****** menyindir kondisi jembatan buatan zaman penjajahan yang lebih awet dibandingkan jembatan modern. “Jembatan bikinan penjajah awet-awet… ngaku zaman merdeka… merdeka mengeruk… makan semen, besi, batu dll,” komentarnya.
Jembatan Panglima Sampul yang menghubungkan Desa Alai dengan Desa Gogok Darussalam di Sungai Perumbi ini menjadi jalur vital bagi warga sekitar. Kepala Desa Alai, Jonnedy, mengungkapkan bahwa sebelum ambruk, jembatan tersebut mengeluarkan bunyi pecah atau retak. Pergeseran antara badan jembatan dengan akses penghubungnya semakin melebar, hingga akhirnya jembatan terjatuh ke laut.
“Beruntung tak ada korban jiwa. Cuma, akses kita ke kota menjadi sangat jauh,” ujar Jonnedy pada Rabu (22/5/2024).
Akibat ambruknya jembatan ini, warga harus memutar melalui lima desa untuk mencapai kota, yang tentunya memperpanjang waktu dan jarak tempuh mereka. Kejadian ini memunculkan berbagai pertanyaan dan kritik tentang kualitas pembangunan infrastruktur dan pemeliharaan jembatan di daerah tersebut.
Keruntuhan jembatan ini juga menyoroti pentingnya pengawasan dan perawatan infrastruktur publik yang memadai untuk mencegah insiden serupa di masa depan. Pihak berwenang diharapkan segera melakukan investigasi dan perbaikan agar akses masyarakat kembali normal dan aman.