Jakarta, Hariansriwijaya.com – Nilai tukar rupiah diproyeksikan terus menguat pada 2025 seiring dengan berbagai katalis positif yang memengaruhi pergerakannya. Tim Analis dari Mirae Asset Sekuritas memprediksi bahwa rata-rata nilai tukar rupiah hingga akhir 2024 akan berada di kisaran Rp15.415 per dolar Amerika Serikat (AS) sebelum mengalami penguatan lebih lanjut di tahun mendatang.
Dalam laporan riset terbaru, Rully Arya Wisnubroto, Analis Mirae Asset Sekuritas, menyampaikan bahwa Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan melanjutkan kebijakan penurunan suku bunga secara bertahap. Pada akhir 2024, suku bunga acuan BI Rate diprediksi akan turun sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5,75%.
“Kami memperkirakan adanya langkah penurunan suku bunga lebih lanjut dalam rapat dewan gubernur BI pada Oktober. Hal ini dilakukan untuk memperkuat fokus bank sentral dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, terutama karena nilai tukar rupiah saat ini berada dalam tren penguatan yang positif dan inflasi tetap stabil,” ujar Rully dalam riset yang diterbitkan pada Jumat (27/9/2024).
Dorongan Pelonggaran Moneter
Menurut Rully, siklus pelonggaran moneter yang diterapkan oleh Bank Indonesia kemungkinan besar akan terus berlanjut hingga tahun 2025. Hal ini diprediksi akan menjadi salah satu faktor kunci yang mendukung penguatan rupiah di masa mendatang. Mirae Asset Sekuritas memproyeksikan bahwa BI akan kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 75 bps pada 2025, sehingga suku bunga BI Rate akan berada di level 5,0%.
Penurunan suku bunga tersebut akan memberikan ruang bagi sektor perbankan dan dunia usaha untuk mendapatkan akses pembiayaan dengan biaya lebih rendah, yang pada akhirnya mendukung laju pertumbuhan ekonomi nasional. Penguatan rupiah ini juga diharapkan akan didorong oleh stabilitas inflasi domestik yang terkendali, serta faktor eksternal seperti ketidakpastian ekonomi global yang mereda.
Selain itu, Rully menambahkan bahwa nilai tukar rupiah pada tahun 2025 diperkirakan akan mencapai Rp15.015 per dolar AS. Proyeksi ini didukung oleh kebijakan moneter yang lebih longgar dan pertumbuhan ekonomi yang stabil. Bank Indonesia diperkirakan akan terus menjaga keseimbangan antara kebijakan moneter dan stabilitas makroekonomi untuk mendorong pertumbuhan sekaligus menjaga daya saing rupiah di pasar internasional.
Pengaruh Suku Bunga AS
Kebijakan moneter global, terutama suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed) di Amerika Serikat, juga diperkirakan akan memberikan pengaruh signifikan terhadap pergerakan nilai tukar rupiah. Hingga kini, sikap hawkish The Fed telah memberikan tekanan terhadap berbagai mata uang negara berkembang, termasuk rupiah. Namun, jika The Fed memutuskan untuk memperlonggar kebijakan moneter, hal tersebut akan menjadi dorongan positif bagi penguatan nilai tukar rupiah.
“Kami mengamati bahwa pasar global masih sangat dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga The Fed. Namun, jika mereka mulai melonggarkan kebijakan moneter pada 2025, maka tekanan terhadap rupiah akan berkurang. Ini akan menjadi katalis tambahan bagi penguatan mata uang kita,” jelas Rully.
Kestabilan Inflasi dan Fundamental Ekonomi
Faktor domestik lainnya yang mendukung proyeksi penguatan rupiah pada 2025 adalah kondisi inflasi yang stabil serta fundamental ekonomi Indonesia yang relatif kuat. Hingga akhir 2024, inflasi Indonesia diprediksi tetap terkendali di sekitar target BI sebesar 2%-4%. Ini menjadi landasan penting bagi stabilitas harga di dalam negeri, yang juga akan memberikan kontribusi terhadap penguatan rupiah.
Pemerintah Indonesia juga terus menjalankan berbagai kebijakan ekonomi yang mendukung pertumbuhan, termasuk melalui peningkatan daya saing industri domestik, penguatan sektor manufaktur, serta pengembangan infrastruktur. Upaya ini diharapkan dapat mendorong peningkatan arus masuk modal asing ke Indonesia, yang pada gilirannya akan memperkuat posisi rupiah di pasar valuta asing.
Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Selain dari sisi kebijakan moneter dan inflasi, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif menjadi elemen penting dalam memperkuat rupiah. Pada 2025, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional berada pada kisaran 5%-5,5%. Pertumbuhan ini diharapkan akan didorong oleh pemulihan di sektor konsumsi rumah tangga, peningkatan investasi, serta ekspansi di sektor industri dan perdagangan.
Arus modal masuk yang lebih tinggi, baik melalui investasi langsung maupun portofolio, akan memberikan tekanan positif bagi nilai tukar rupiah. Stabilitas ekonomi makro yang terus dipertahankan oleh pemerintah dan BI juga akan memberikan kepercayaan lebih kepada investor asing untuk menanamkan modal mereka di Indonesia.
Kesimpulan
Dengan berbagai faktor positif yang mendukung, nilai tukar rupiah diprediksi akan terus menguat pada tahun 2025. Bank Indonesia diharapkan melanjutkan siklus pelonggaran suku bunga untuk menjaga stabilitas ekonomi, sementara kebijakan moneter global dan fundamental ekonomi domestik yang solid menjadi pilar penting dalam mendukung penguatan rupiah. Meskipun tantangan eksternal seperti kebijakan The Fed masih bisa memengaruhi pergerakan rupiah, para analis tetap optimis bahwa tren positif ini akan berlanjut, dengan proyeksi nilai tukar berada di kisaran Rp15.015 per dolar AS pada tahun 2025.
Dapatkan update Breaking news dan Berita pilihan kami langsung di ponselmu! Akses berita Berita Sumsel dan Nasional dari Hariansriwijaya.com dengan mudah melalui WhatsApp Channel kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaeFknTFy72E92mt3P35. Pastikan aplikasi WhatsApp-mu sudah terpasang ya!