Palembang, Hariansriwijaya.com – Sumatera Selatan kini tengah berada dalam puncak musim kemarau, dengan suhu udara mencapai antara 33 hingga 35 derajat Celcius. Cuaca yang panas ini membawa dampak signifikan terhadap kekeringan dan peningkatan risiko hotspot yang berpotensi memicu kebakaran.
Peringatan dari BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumsel mengeluarkan peringatan serius bagi masyarakat untuk menghindari aktivitas pembakaran. Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumsel, Wandayantolis, menekankan bahwa kondisi kering saat ini sangat memudahkan api untuk menjalar dengan cepat, baik di area permukiman, lahan pertanian, maupun hutan.
Kondisi Kemarau di Berbagai Wilayah
Menurut Wandayantolis, kemarau di Sumsel secara umum telah berlangsung sejak pertengahan Juli. Namun, ada beberapa wilayah yang mengalami kemarau lebih awal, seperti Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Komering Ulu (OKU), yang sudah memasuki musim kemarau sejak akhir Mei. Ini menempatkan OKI sebagai wilayah dengan potensi hotspot tertinggi di Sumatera Selatan.
Dampak Suhu Tinggi dan Kekeringan
Tingginya suhu udara tidak hanya menyebabkan kekeringan tetapi juga meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan. “Kondisi cuaca yang sangat kering seperti saat ini memudahkan terjadinya kebakaran. Kami mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran sampah atau lahan secara sembarangan,” ujar Wandayantolis.
Langkah-langkah Mitigasi
BMKG dan instansi terkait terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan hotspot di wilayah Sumsel. Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya kebakaran dan cara-cara pencegahan terus digalakkan. Pemerintah daerah juga berupaya meningkatkan kesiapsiagaan dengan menyiapkan tim pemadam kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang siap siaga.
Upaya Penanganan Hotspot
Sebagai bagian dari langkah mitigasi, BMKG telah memasang sejumlah alat pemantau cuaca di berbagai titik strategis. Data dari alat-alat ini digunakan untuk memprediksi dan mendeteksi potensi hotspot secara dini. “Kami bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan aparat keamanan, untuk menangani dan meminimalisir dampak kebakaran,” jelas Wandayantolis.
Pentingnya Kesadaran Masyarakat
Kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan dan mematuhi imbauan dari BMKG sangat krusial. “Kami mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan yang dapat merugikan kita semua,” kata Wandayantolis. Edukasi dan partisipasi aktif dari warga dalam menjaga kebersihan dan tidak membakar lahan sembarangan adalah langkah penting dalam mencegah bencana kebakaran.
Penutup
Puncak kemarau di Sumatera Selatan membawa tantangan tersendiri, terutama dengan meningkatnya risiko kebakaran akibat hotspot. BMKG bersama pemerintah daerah terus berupaya memberikan informasi dan mengambil langkah-langkah mitigasi untuk melindungi masyarakat dan lingkungan. Kesadaran dan kerja sama dari semua pihak sangat dibutuhkan untuk menghadapi musim kemarau ini dengan aman.
Dapatkan update Breaking news dan Berita pilihan kami langsung di ponselmu! Akses berita Berita Sumsel dan Nasional dari Hariansriwijaya.com dengan mudah melalui WhatsApp Channel kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaeFknTFy72E92mt3P35. Pastikan aplikasi WhatsApp-mu sudah terpasang ya!