Muaradua, Hariansriwijaya.com – Ketegangan memuncak di salah satu sekolah menengah atas (SMA) di Kecamatan Sindang Danau, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan. Sejumlah guru dan siswa serempak turun ke jalan, melakukan aksi demonstrasi yang menuntut agar Kepala Sekolah (Kepsek) mereka segera dicopot dari jabatannya. Aksi ini dipicu oleh dugaan perilaku arogan dari Kepsek, yang dinilai kerap memperlakukan guru dan siswa dengan sikap tidak pantas dan semena-mena.
Kejadian ini menjadi viral di media sosial setelah video dan foto-foto aksi demo yang dilakukan di lingkungan sekolah tersebut tersebar luas. Masyarakat luas, termasuk netizen, ikut angkat bicara, mengecam perilaku otoriter yang dituduhkan kepada pimpinan sekolah tersebut. Banyak yang menilai bahwa tindakan kepala sekolah yang seperti ini tidak sejalan dengan semangat pendidikan yang seharusnya mendidik, membimbing, dan memberikan teladan bagi generasi muda.
Guru dan Siswa Berang dengan Sikap Otoriter
Dalam aksi yang berlangsung pada Rabu (25/9/2024), para pendemo yang terdiri dari beberapa guru dan ratusan siswa membawa sejumlah spanduk berisi tuntutan agar Kepsek segera diganti. Mereka mengklaim bahwa kepala sekolah tersebut sering kali bertindak arogan, tidak hanya kepada siswa, tetapi juga kepada para tenaga pendidik di sekolah tersebut.
“Sikap Kepsek sudah tidak bisa ditolerir lagi. Kami sebagai guru merasa direndahkan, diperlakukan dengan tidak hormat,” ujar salah satu guru yang ikut dalam aksi demo, namun meminta namanya untuk dirahasiakan. Ia menambahkan, perilaku arogan ini tidak hanya terjadi satu atau dua kali, melainkan sudah sering kali dan dikeluhkan banyak pihak di lingkungan sekolah.
Para guru yang turut serta dalam aksi tersebut merasa bahwa Kepsek sering kali membuat keputusan sepihak tanpa mempertimbangkan pendapat dan masukan dari para guru. “Kami sering diabaikan. Setiap kali kami ingin menyampaikan pendapat, beliau selalu merasa benar sendiri dan cenderung mengintimidasi kami,” lanjut guru tersebut.
Tak hanya guru, para siswa juga merasa tertekan dengan sikap kepala sekolah. Beberapa siswa yang ikut dalam aksi demo mengatakan bahwa mereka sering kali mendapatkan perlakuan kasar dan tidak adil. “Beliau suka marah-marah tanpa alasan jelas. Kami merasa tidak nyaman belajar di sekolah ini,” ungkap salah seorang siswa kelas XI yang ikut dalam aksi protes.
Desakan Agar Kepsek Dicopot
Aksi demo ini bukan hanya bentuk protes biasa. Para guru dan siswa menuntut tindakan tegas dari Dinas Pendidikan setempat. Mereka mendesak agar kepala sekolah segera diganti dan dicopot dari jabatannya, karena menurut mereka, situasi di sekolah sudah tidak kondusif lagi untuk belajar mengajar.
“Kami tidak meminta banyak. Kami hanya ingin sekolah kami dipimpin oleh seseorang yang bijaksana dan bisa membawa suasana pendidikan yang nyaman bagi kami semua, baik bagi guru maupun siswa,” tegas salah satu perwakilan guru dalam orasinya.
Menurut para pendemo, jika Kepsek tidak segera dicopot, mereka khawatir bahwa kualitas pendidikan di sekolah tersebut akan terus merosot. Ketegangan yang terjadi di antara guru, siswa, dan kepala sekolah dikhawatirkan akan berdampak negatif pada proses belajar mengajar, sehingga tidak dapat berlangsung dengan maksimal.
Respons Pihak Sekolah dan Dinas Pendidikan
Aksi protes ini tentu menarik perhatian pihak Dinas Pendidikan Kabupaten OKU Selatan. Mereka segera merespon situasi ini dengan mengirimkan perwakilan untuk memediasi antara para guru, siswa, dan kepala sekolah. Kepala Dinas Pendidikan OKU Selatan, yang dihubungi melalui telepon, menyatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan investigasi terkait tuduhan yang dilayangkan kepada kepala sekolah tersebut.
“Kami sudah menerima laporan mengenai aksi demo ini, dan tentu akan segera menindaklanjuti. Kami akan memanggil kepala sekolah yang bersangkutan serta mendengarkan masukan dari para guru dan siswa untuk mengetahui duduk perkara yang sebenarnya. Jika terbukti ada tindakan yang tidak sesuai, tentu akan ada sanksi sesuai aturan yang berlaku,” ungkapnya.
Sementara itu, pihak sekolah melalui wakil kepala sekolah menyampaikan bahwa mereka berharap situasi ini dapat segera diselesaikan dengan baik. “Kami memahami bahwa ada keluhan dari para guru dan siswa, dan kami berharap ini bisa segera terselesaikan melalui dialog yang baik. Kami juga berharap agar proses belajar mengajar tidak terganggu oleh masalah ini,” ujar Wakil Kepsek saat diwawancarai.
Dampak Psikologis bagi Siswa dan Guru
Situasi seperti ini tentu menimbulkan dampak psikologis bagi siswa dan guru. Ketegangan yang terjadi antara pimpinan sekolah dengan staf dan siswa berpotensi menciptakan lingkungan yang tidak kondusif untuk belajar. Para siswa yang menjadi saksi atau korban dari tindakan arogan kepala sekolah mungkin akan merasa tertekan dan kehilangan semangat belajar.
Menurut seorang psikolog pendidikan yang dihubungi oleh *TribunSumsel.com*, konflik yang melibatkan kepala sekolah, guru, dan siswa harus segera diselesaikan agar tidak berlarut-larut. “Lingkungan sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi siswa untuk belajar. Ketika ada ketegangan, apalagi yang melibatkan otoritas seperti kepala sekolah, hal ini bisa merusak mental siswa dan membuat mereka kehilangan motivasi,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa perilaku arogan dari seorang pimpinan di sekolah dapat berdampak buruk pada keseluruhan proses pendidikan. “Pimpinan yang tidak mampu memberikan contoh yang baik akan sulit menciptakan suasana belajar yang positif. Ini bukan hanya soal konflik personal, tetapi juga soal bagaimana pendidikan yang baik bisa berjalan dengan optimal.”
Tindakan Selanjutnya
Aksi demo yang dilakukan oleh guru dan siswa ini menjadi peringatan keras bagi kepala sekolah dan pihak Dinas Pendidikan setempat untuk lebih memperhatikan kondisi internal di sekolah-sekolah. Para pendemo berharap ada perubahan signifikan dalam kepemimpinan di sekolah mereka, demi menciptakan suasana yang lebih baik dan mendukung proses pendidikan.
Di sisi lain, kasus ini juga menjadi sorotan di kalangan masyarakat, terutama terkait bagaimana pentingnya sikap dan perilaku seorang pemimpin di lembaga pendidikan. Kepala sekolah yang bijaksana dan adil dinilai sebagai kunci utama dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan produktif.
Sementara investigasi oleh Dinas Pendidikan masih berlangsung, para guru dan siswa berharap hasilnya akan membawa perubahan positif. Mereka ingin kembali merasakan suasana sekolah yang nyaman dan mendukung mereka untuk berkembang, baik sebagai pengajar maupun pelajar.
Kesimpulan
Kisah ini menjadi contoh nyata betapa pentingnya kepemimpinan yang bijaksana dan adil dalam dunia pendidikan. Kepsek sebagai pemimpin tertinggi di sekolah memiliki tanggung jawab besar untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi guru dan siswa. Tindakan arogansi atau otoritarianisme hanya akan menciptakan ketegangan dan merusak harmoni di sekolah.
Dengan adanya tuntutan dari para guru dan siswa, serta perhatian dari Dinas Pendidikan, diharapkan masalah ini segera mendapatkan penyelesaian yang baik. Yang pasti, dunia pendidikan membutuhkan pemimpin yang dapat memfasilitasi, bukan mendominasi, serta membawa dampak positif bagi perkembangan intelektual dan emosional seluruh pihak di sekolah.
Dapatkan update Breaking news dan Berita pilihan kami langsung di ponselmu! Akses berita Berita Sumsel dan Nasional dari Hariansriwijaya.com dengan mudah melalui WhatsApp Channel kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaeFknTFy72E92mt3P35. Pastikan aplikasi WhatsApp-mu sudah terpasang ya!