Way Kanan, Hariansriwijaya.com – Kisah seorang sopir truk yang mengaku harus membayar ‘retribusi liar’ saat melintas di Jembatan SP3, Lampung, hingga membuatnya viral di media sosial, kini menjadi fokus penyelidikan polisi. Namun, setelah dilakukan penyelidikan, polisi menyimpulkan bahwa peristiwa tersebut tidak benar.
Kapolres Way Kanan, AKBP Pratomo Widodo, mengungkapkan bahwa tim penyidik telah mendatangi lokasi kejadian setelah tersebarnya video di media sosial yang menyebutkan adanya pungutan liar sebesar Rp 350 ribu untuk para sopir truk batu bara yang melintas di jembatan tersebut.
“Dari hasil penyelidikan di lapangan, peristiwa tersebut tidak terbukti benar. Tim kami telah mengumpulkan beberapa keterangan, namun tidak ada bukti terkait pungutan tersebut,” ungkap Pratomo saat diwawancarai oleh detikSumbagsel.
Lebih lanjut, Pratomo menyatakan bahwa ada indikasi bahwa video tersebut mungkin sengaja diviralkan dengan tujuan untuk mendapatkan uang lebih dari perusahaan.
“Setelah mendapatkan beberapa keterangan dari sopir truk, kami mendapati bahwa tidak ada pungutan yang terjadi. Bahkan, kami mendapatkan informasi bahwa ada indikasi sebagian sopir yang mencoba meminta uang tambahan dari perusahaan tempat mereka bekerja,” jelasnya.
Sebelumnya, video yang diunggah di media sosial TikTok oleh akun @esdawet26 memperlihatkan sejumlah truk dipaksa berhenti di jembatan Way Sabu, Lampung Utara. Dalam keterangan yang disertakan, pengunggah menyebutkan adanya pungutan liar sejumlah uang untuk bisa melintasi jembatan tersebut.
Meski demikian, foto yang diterima detikSumbagsel juga menunjukkan keterangan yang menyebutkan adanya pungutan uang sebesar Rp 350 ribu untuk truk batu bara yang melintasi jembatan Bumi Nabung, Lampung. Namun, belum ada kepastian mengenai waktu terjadinya peristiwa tersebut.
