Donasi Palestina - Harian Sriwijaya Donasi Palestina - Harian Sriwijaya Donasi Palestina - Harian Sriwijaya
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Disclaimer
  • Pasang Iklan
Sabtu, 24 Mei 2025
Harian Sriwijaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Sumsel
    • Palembang
    • Lubuklinggau
    • Musi Rawas
    • Musi Rawas Utara
    • Prabumulih
    • Pagaralam
    • Banyuasin
    • Musi Banyuasin
    • Empat Lawang
    • Muara Enim
    • Ogan Ilir
    • OKI
    • OKU
  • Advertorial
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Kriminal
  • Viral
  • Loker
  • Opini
  • Lainya
    • Teknologi
    • Finance
    • Kesehatan
    • Wisata
    • Kuliner
    • Otomotif
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
  • Home
  • Nasional
  • Sumsel
    • Palembang
    • Lubuklinggau
    • Musi Rawas
    • Musi Rawas Utara
    • Prabumulih
    • Pagaralam
    • Banyuasin
    • Musi Banyuasin
    • Empat Lawang
    • Muara Enim
    • Ogan Ilir
    • OKI
    • OKU
  • Advertorial
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Kriminal
  • Viral
  • Loker
  • Opini
  • Lainya
    • Teknologi
    • Finance
    • Kesehatan
    • Wisata
    • Kuliner
    • Otomotif
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
No Result
View All Result
Harian Sriwijaya
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Sumsel
  • Advertorial
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Kriminal
  • Viral
  • Loker
  • Opini
  • Teknologi
  • Finance
  • Otomotif
  • Wisata
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
ADVERTISEMENT
Home Opini

Pagar Laut Tangerang: Negara Kalah di Hadapan Oligarki?

Redaksi Harian Sriwijaya by Redaksi Harian Sriwijaya
14 Feb 2025
in Opini
Pagar Laut Tangerang: Negara Kalah di Hadapan Oligarki?
0
SHARES
17
VIEWS
ADVERTISEMENT

Hariansriwijaya.com – Laut bukan hanya soal ombak dan pasir, tapi juga kepentingan—yang kadang lebih besar dari akal sehat. Pembuatan pagar laut di pesisir utara Tangerang adalah bukti nyata bagaimana negara bisa tunduk di hadapan kepentingan pengusaha. Alih-alih bertindak tegas sejak awal, pemerintah justru terkesan menutup mata, membiarkan tembok bambu ini membentang sejauh lebih dari 30 kilometer tanpa izin yang jelas.

Dari 400 Meter ke 30 Kilometer: Kemana Aparat?

Para nelayan di Tangerang sebenarnya sudah lama bersuara. Mei 2023, mereka melaporkan keberadaan pagar bambu ini ke Dinas Kelautan dan Perikanan Banten saat panjangnya baru 400 meter. Namun, alih-alih dihentikan, pagar ini justru terus tumbuh bak cendawan di musim hujan. Agustus 2023, panjangnya bertambah jadi 7 kilometer. Sebulan kemudian, laporan dari TNI Angkatan Laut dan Kepolisian Perairan menyebut pagar itu sudah mencapai 13,12 kilometer. Aneh, bukan? Semua pihak tahu, tapi tak ada tindakan nyata.

Lalu, saat pagar ini viral di media sosial dan panjangnya sudah lebih dari 30 kilometer, barulah para pejabat mendadak amnesia massal. Mereka mengaku tidak tahu asal-usul patok-patok bambu ini. Padahal, dengan teknologi dan perangkat organisasi yang dimiliki, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) seharusnya bisa dengan mudah mendeteksi apa yang terjadi. Aksi pura-pura tidak tahu ini justru memunculkan kecurigaan: jangan-jangan, ada tangan-tangan tak kasatmata yang ikut bermain.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Negara Takluk di Hadapan Pengusaha?

Setelah cukup lama dibiarkan, barulah Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Sakti Trenggono mengakui bahwa pagar sepanjang 30,16 kilometer ini tak berizin, lalu menyegelnya. Lucunya, Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang ternyata sudah lebih dulu menerbitkan sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) seluas 300 hektar di atas laut. Jadi, apakah ini hanya kelalaian, atau memang ada skenario besar di baliknya?

Banyak yang menduga, pagar laut ini sebenarnya adalah tahap awal dari proyek reklamasi yang lebih besar. Seperti yang dilansir dari investigasi Tempo menemukan adanya surat dari sebuah kantor pengacara kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Banten pada 2023, lalu kepada KKP pada 2024. Surat ini menggunakan kop surat dari 16 desa di enam kecamatan, mengklaim bahwa ribuan hektar tanah di sana adalah tanah girik yang dulunya merupakan tambak dan budidaya. Padahal, citra satelit menunjukkan bahwa sejak dulu wilayah ini adalah daerah tangkapan ikan, bukan tambak. Dengan kata lain, ada indikasi manipulasi data demi kepentingan bisnis tertentu.

BeritaTerkait

Lingkaran Setan Judi Online: Merusak Bangsa dari Hulu ke Hilir

Kenapa Upah Pekerja di Indonesia Rendah?

Fenomena Habib Palsu di Indonesia

Oligarki yang Mengendalikan Negara

Jika kita bicara soal siapa yang diuntungkan dari semua ini, jawabannya mengarah ke oligarki. Keberadaan pagar laut ini beririsan dengan area pengembangan Pantai Indah Kapuk (PIK), yang dibangun oleh grup Agung Sedayu milik taipan Sugianto Kusuma alias Aguan. Di pesisir yang menghadap pagar laut tersebut, Agung Sedayu tengah mengembangkan PIK Tropical Coastland, proyek strategis nasional (PSN) yang ditetapkan oleh pemerintahan Joko Widodo pada Maret 2024.

Namun, pertanyaannya, apakah proyek ini benar-benar untuk kepentingan publik? Atau hanya proyek bagi-bagi kue untuk segelintir elite super kaya? Dengan status PSN, para pengembang seolah-olah mendapat legitimasi untuk mengakali aturan dan mengabaikan hak masyarakat setempat. Pemasangan pagar bambu ini jelas telah membatasi akses nelayan terhadap sumber penghidupan mereka, sebuah pelanggaran serius terhadap hak ekonomi dan sosial mereka.

ADVERTISEMENT

Negara Harus Kembali Berdaulat

Pembangunan seharusnya untuk kesejahteraan rakyat, bukan hanya demi keuntungan segelintir elite. Jika pagar laut di Tangerang dibiarkan menjadi preseden, bukan tidak mungkin di masa depan akan ada lebih banyak wilayah publik yang “diamankan” untuk kepentingan bisnis raksasa.

Sudah saatnya pemerintah menegaskan bahwa negara tidak bisa dikendalikan oleh oligarki. Regulasi harus ditegakkan, bukan hanya dijadikan formalitas di atas kertas. Jika tidak, kita akan terus menyaksikan bagaimana hukum hanya tajam ke bawah, tapi tumpul ke atas. Dan saat itu terjadi, rakyat hanya bisa bertanya-tanya: siapa sebenarnya yang berkuasa di negeri ini?

Penulis: Adjie Prasetyo

ShareSendSharePin
Redaksi Harian Sriwijaya

Redaksi Harian Sriwijaya

Follow juga media sosial Harian Sriwijaya untuk mendapatkan informasi terupdate dan terpercaya

Berita Terkait

Lingkaran Setan Judi Online

Lingkaran Setan Judi Online: Merusak Bangsa dari Hulu ke Hilir

15 Feb 2025
Kenapa Upah Pekerja di Indonesia Rendah?

Kenapa Upah Pekerja di Indonesia Rendah?

15 Feb 2025
Fenomena Habib Palsu di Indonesia

Fenomena Habib Palsu di Indonesia

15 Feb 2025
Load More
Next Post
Mental Penjilat

Mental Penjilat = Mental Inferior

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Beriklan di Harian Sriwijaya Beriklan di Harian Sriwijaya Beriklan di Harian Sriwijaya

Berita Populer

  • Cara Edit Saldo M Banking

    Cara Edit Saldo M Banking, Ikuti Trik ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 70 Akun PB Gratis, Cek Cara Mendapatkan Nya disini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 10 Merk HP Terlaris di Indonesia Tahun 2025, Penjualan nya Tertinggi!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inilah Penyebab dan Cara Mengatasi Akun Shopee Food Anyep

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Password Laptop Jenny Summertime Saga, dan Bagaimana Cara Membukanya?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fake Mobile Banking Generator 2024

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Seedbacklink
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Pasang Iklan
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2025 Harian Sriwijaya - All rights reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Sumsel
    • Palembang
    • Lubuklinggau
    • Musi Rawas
    • Musi Rawas Utara
    • Prabumulih
    • Pagaralam
    • Banyuasin
    • Musi Banyuasin
    • Empat Lawang
    • Muara Enim
    • Ogan Ilir
    • Oki
    • Oku
  • Advertorial
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Kriminal
  • Viral
  • Opini
  • Loker
  • Lainnya
    • Teknologi
    • Finance
    • Kesehatan
    • Wisata
    • Kuliner
    • Otomotif
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
SeedbacklinkTrusted Indonesian Newsaji

Copyright © 2025 Harian Sriwijaya - All rights reserved