Banda Aceh, Hariansriwijaya.com – Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Safrizal ZA, menegaskan bahwa literasi merupakan faktor kunci dalam kemajuan sebuah daerah, termasuk Aceh. Menurutnya, sebuah bangsa yang memiliki tingkat literasi rendah tidak akan bisa berkembang dan bersaing di tingkat global.
“Tidak ada negara yang bisa maju jika tingkat literasinya rendah. Negara yang berkembang berada di posisi terdepan karena mereka memiliki masyarakat yang melek huruf dan tingkat literasi yang tinggi,” ujar Safrizal dalam acara pengukuhan Bunda Literasi Aceh, Hj Safriati, serta peresmian ruang teater perpustakaan di Mall Baca Aceh, yang juga berfungsi sebagai Gedung Perpustakaan Wilayah Aceh, di Banda Aceh, pada Selasa (5/11).
Dalam kesempatan itu, Safrizal mengungkapkan bahwa Indonesia secara umum memiliki angka literasi 69,42 dan menduduki peringkat 62 dari 70 negara yang diukur. Sementara itu, Aceh sendiri tercatat memiliki indeks literasi sebesar 66,23, angka yang masih perlu ditingkatkan agar dapat bersaing dengan provinsi lain di Indonesia.
“Angka literasi di Aceh masih membutuhkan perhatian serius. Ini menjadi tugas berat Bunda Literasi Aceh bersama seluruh pihak terkait untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam gerakan literasi,” tegasnya.
Selain itu, Safrizal juga menyoroti bahwa rendahnya angka literasi berdampak langsung pada kualitas pendidikan di Aceh, di mana rata-rata lama sekolah di provinsi tersebut hanya sekitar 9,5 tahun. Oleh karena itu, dia mendorong Dinas Pendidikan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, serta dinas terkait lainnya untuk bersinergi dalam meningkatkan kualitas pendidikan, terutama di daerah-daerah terpencil.
“Tantangan terbesar kita adalah meningkatkan tingkat literasi dan rata-rata lama sekolah. Banyak anak di Aceh yang terhenti pendidikannya di jenjang SMA. Ini harus kita selesaikan bersama,” ungkapnya.
Pentingnya Teknologi Digital dalam Peningkatan Literasi
Pj Gubernur Aceh juga menekankan pentingnya memanfaatkan kemajuan teknologi digital untuk mempercepat peningkatan literasi di provinsi ini. Menurutnya, era digital memberikan peluang besar untuk mengatasi keterbatasan akses informasi dan pendidikan di daerah-daerah terpencil.
“Untuk meningkatkan literasi, kita perlu memanfaatkan teknologi. Perpustakaan digital dan tutorial online harus diperkenalkan ke masyarakat di pelosok Aceh,” ujarnya. Dia juga menegaskan bahwa guru-guru di Aceh harus terus diperbarui pengetahuannya agar dapat mengajarkan murid-murid mereka sesuai dengan perkembangan zaman.
Safrizal berharap, dengan dukungan teknologi dan kolaborasi berbagai pihak, Aceh bisa mengatasi kendala-kendala yang ada dan meningkatkan akses pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Apresiasi untuk Bunda Literasi dan Duta Baca
Di akhir sambutannya, Safrizal memberikan apresiasi kepada para Bunda Literasi di kabupaten/kota serta Duta Baca yang telah berperan aktif dalam menggerakkan budaya membaca di Aceh. Ia juga menargetkan Aceh untuk masuk dalam 10 besar provinsi dengan tingkat literasi tertinggi di Indonesia.
“Kita memiliki sejarah panjang dalam tradisi literasi dan peradaban. Dengan semangat dan infrastruktur yang kita miliki, tidak ada alasan bagi Aceh untuk tidak lebih maju dari provinsi lainnya,” tandas Safrizal.
Pj Gubernur Aceh juga mengajak seluruh masyarakat dan pemerintah daerah untuk bekerja sama dalam meningkatkan indeks literasi Aceh, agar dapat memberikan kontribusi signifikan dalam kemajuan bangsa Indonesia di masa depan.
Dapatkan update Breaking news dan Berita pilihan kami langsung di ponselmu! Akses berita Berita Sumsel dan Nasional dari Hariansriwijaya.com dengan mudah melalui WhatsApp Channel kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaeFknTFy72E92mt3P35. Pastikan aplikasi WhatsApp-mu sudah terpasang ya!