Jakarta, Hariansriwijaya.com – Pakar keuangan sekaligus pembawa acara podcast ternama “Women & Money,” Suze Orman, menegaskan bahwa saat ini memiliki Bitcoin bisa menjadi langkah strategis bagi siapa pun. Namun, ia memberikan catatan penting: investasi dalam aset kripto seperti Bitcoin harus dilakukan dengan pemahaman yang matang terkait risiko dan peluang yang menyertainya. Menurut Orman, kepemilikan Bitcoin bukan hanya soal tren investasi, tetapi juga soal kesiapan mental untuk menghadapi potensi kerugian.
“Setiap orang disarankan untuk memiliki Bitcoin. Namun, jika asumsi saya salah dan Anda kehilangan uang, Anda harus tetap baik-baik saja secara finansial. Jadi, belilah Bitcoin sesuai dengan risiko yang siap Anda tanggung,” ujar Orman dalam wawancara dengan CNBC Make It.
Kenapa Bitcoin, Bukan Mata Uang Lain?
Orman mengungkapkan bahwa dirinya telah membeli Bitcoin, bukan karena aset ini diyakini akan menjadi mata uang masa depan, tetapi lebih karena faktor fundamental supply dan demand. Menurutnya, popularitas Bitcoin di kalangan generasi muda menjadikannya instrumen yang patut diperhatikan, meskipun fungsinya sebagai mata uang atau alat penyimpan nilai jangka panjang masih diragukan.
“Ketika anak-anak muda mulai berpenghasilan dan bertambah dewasa, Bitcoin akan menjadi salah satu pilihan investasi mereka. Saya rasa Bitcoin tidak akan pernah menjadi mata uang atau alat penyimpan nilai utama. Tapi karena generasi muda sangat tertarik dengan aset ini, kita bisa melihat adanya potensi pertumbuhan yang besar,” jelas Orman.
Pernyataan Orman sejalan dengan data dari Morning Consult yang menunjukkan bahwa 70% pemilik Bitcoin berasal dari Generasi Milenial (lahir antara 1981 hingga 1996) dan Generasi Z (lahir antara 1997 hingga 2012). Tren ini menunjukkan bagaimana Bitcoin menjadi simbol investasi bagi generasi yang tumbuh bersama perkembangan teknologi digital.
Bitcoin dan Volatilitas: Bagaimana Menyikapinya?
Salah satu hal yang membuat Bitcoin menarik sekaligus berisiko adalah tingkat volatilitasnya yang tinggi. Fluktuasi harga Bitcoin sering kali begitu ekstrem, sehingga banyak investor ragu-ragu untuk masuk ke pasar kripto. Menanggapi hal ini, Orman menekankan pentingnya memiliki perspektif jangka panjang dalam berinvestasi di Bitcoin. Menurutnya, pendekatan jangka panjang lebih relevan untuk aset yang fluktuatif seperti Bitcoin.
“Bitcoin adalah investasi yang bisa membuat Anda kehilangan seluruh uang Anda, atau justru memberikan keuntungan besar. Harganya bisa melonjak hingga US$100 ribu (sekitar Rp1,5 miliar) atau bahkan US$200 ribu (sekitar Rp3 miliar). Namun, Anda harus siap dengan skenario terburuk,” ujarnya.
Orman mengingatkan bahwa berinvestasi dalam Bitcoin tidaklah sama dengan berinvestasi pada aset-aset tradisional seperti saham atau obligasi. Aset kripto sangat dipengaruhi oleh sentimen pasar, regulasi pemerintah, serta dinamika teknologi yang cepat berubah. Oleh karena itu, investor harus selalu siap menghadapi risiko terbesar, yaitu kehilangan modal yang mereka tanamkan.
Mengapa Generasi Muda Tertarik pada Bitcoin?
Antusiasme generasi muda terhadap Bitcoin, seperti yang diungkapkan oleh Orman, bukanlah tanpa alasan. Bitcoin dianggap sebagai simbol kebebasan finansial dan teknologi yang memudahkan generasi Milenial dan Gen Z untuk berpartisipasi dalam pasar keuangan global tanpa harus melalui perantara tradisional seperti bank atau institusi keuangan besar. Selain itu, kemudahan akses terhadap platform investasi kripto juga menjadi daya tarik tersendiri bagi generasi muda yang melek teknologi.
Namun, Orman juga menyoroti bahwa meskipun generasi muda sangat antusias, mereka tetap harus berhati-hati. Banyak dari mereka yang belum memiliki pengalaman investasi yang cukup untuk memahami risiko-risiko besar yang ada di pasar kripto. Itulah sebabnya, ia mengingatkan bahwa investasi pada Bitcoin harus dilihat sebagai bagian kecil dari portofolio, dan tidak boleh menggantikan investasi yang lebih stabil dan terukur.
“Bitcoin bisa menjadi bagian dari portofolio investasi, tapi jangan jadikan itu segalanya. Anda masih perlu diversifikasi dengan aset lain yang lebih stabil,” tambah Orman.
Pandangan Jangka Panjang: Peluang atau Bencana?
Bagi investor yang tertarik pada Bitcoin, Suze Orman menyarankan untuk memiliki pandangan jangka panjang dan tidak terjebak dalam fluktuasi harga harian. Ia juga menekankan pentingnya melakukan riset mendalam sebelum membuat keputusan investasi. Menurutnya, sikap spekulatif yang terlalu agresif justru dapat menyebabkan kerugian besar.
“Jika Anda ingin berinvestasi di Bitcoin, lakukan dengan hati-hati. Tetaplah realistis dalam harapan Anda. Jangan berharap mendapatkan kekayaan instan, tetapi anggap ini sebagai investasi yang bisa berkembang dalam jangka panjang,” ujarnya.
Orman menambahkan bahwa dengan perkembangan teknologi dan minat generasi muda yang terus meningkat, Bitcoin mungkin saja menjadi salah satu aset yang akan tetap bertahan di pasar keuangan global. Namun, investor harus selalu siap untuk menghadapi ketidakpastian yang datang bersamanya.
Kesimpulan: Bijak dalam Mengelola Risiko
Suze Orman menggarisbawahi pentingnya bijak dalam mengelola risiko ketika berinvestasi di Bitcoin. Ia mendorong setiap individu untuk memahami sepenuhnya risiko yang mereka hadapi sebelum menaruh uang mereka di aset yang sangat volatil ini. Selain itu, penting bagi setiap investor untuk tidak terlalu bergantung pada Bitcoin sebagai satu-satunya instrumen investasi, melainkan menjaga portofolio yang seimbang dengan berbagai jenis aset.
Pada akhirnya, Bitcoin menawarkan peluang besar bagi mereka yang bersedia menanggung risiko tinggi. Namun, seperti kata Orman, “Investasikan hanya uang yang siap Anda hilangkan.”
Dapatkan update Breaking news dan Berita pilihan kami langsung di ponselmu! Akses berita Berita Sumsel dan Nasional dari Hariansriwijaya.com dengan mudah melalui WhatsApp Channel kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaeFknTFy72E92mt3P35. Pastikan aplikasi WhatsApp-mu sudah terpasang ya!